Tol Cipali yang Disebut Sandiaga Bebas Utang Sempat Molor 1 Tahun

Tol Cipali yang Disebut Sandiaga Bebas Utang Sempat Molor 1 Tahun

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Kamis, 03 Jan 2019 11:10 WIB
Foto: Soedirman Wamad
Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menyebut pembiayaan jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang dibangunnya tanpa menggunakan utang. Dia pun mengatakan tak akan bergantung pada utang jika terpilih pada pemilihan umum (pemilu) tahun ini.

"Bisa (tanpa utang), saya sudah membangun Cikopo-Palimanan 116 kilometer tanpa utang sama sekali," kata Sandi usai berdialog dengan pelaku UMKM di Foodcourt Urip Sumoharjo, Surabaya, Selasa (1/1/2019) lalu.

Berdasarkan catatan detikFinance, pembangunan jalan tol yang disebut Sandiaga tanpa menggunakan utang itu sempat molor hingga satu tahun. Tol Cipali mulai dibangun atau groundbreaking pada 8 Desember 2011. Awalnya, tol ini ditargetkan rampung pada September 2014.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jalan tol ini dijadwalkan untuk rampung pada bulan September 2014," kata Presiden Direktur Utama PT Lintas Marga Sedaya (LMS) yang merupakan pemegang konsesi, Muhammad Fadzil saat groundbreaking saat itu.

LMS sendiri merupakan perusahaan patungan dengan kepemilikan perusahaan Malaysia, Plus Expressways Berhard 55% dan PT Bashkara Utama Sedaya (BUS) sebanyak 45%. Sementara, BUS merupakan konsorsium terdiri dari PT Interra Indo Resources, PT Bukaka Teknik Utama, dan PT Baskhara Lokabuana.

Interra Indo Resources merupakan anak usaha PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) di mana Sandi memegang sebagian saham perusahaan tersebut. Dalam keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Sandi masih memegang saham sekitar 24%.



Namun kemudian hingga 2014 atau target yang sudah ditentukan, pembangunan jalan tol ini belum juga rampung. Tol ini pun diharapkan rampung pada 2015 atau mundur dari target awal September 2014.

Kemudian, tol ini akhirnya dioperasikan pada 13 Juni 2015. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Achmad Abdul Gani Ghazali saat itu menyebut, nilai investasi tol bengkak sekitar Rp 1 triliun.

Kenaikan nilai investasi ini disebabkan adanya perubahan rute dalam pelaksanaan pembangunan. Sebab, ada bidang tanah yang tidak bisa dibebaskan sehingga mesti mencari rute alternatif.

"Investasi yang ditelan untuk jalan tol ini hampir Rp 13,7 triliun. Awalnya hanya Rp 12,7 triliun," katanya usai peresmian di Pintu Tol Cikopo, Purwakarta.

(fdl/eds)

Hide Ads