Kerenggangan itu terjadi lantaran adanya kerusakan dari sambungan siar muai (expansion joint). Kejadian itu normal terjadi di jalan layang maupun jembatan.
Pihak Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR pun mengatakan bahwa Flyover Kemayoran aman untuk dilalui. Hanya saja tidak nyaman untuk dilalui karena permukaan aspal yang tidak rata.
Berikut berita selengkapnya yang dirangkum detikFinance, Sabtu (5/1/2019).
Penyebab Flyover Kemayoran Renggang
Foto: Agung Pambudhy
|
Expansion joint sendiri adalah ruang muai yang tersedia dari sambungan beton di jembatan maupun jalan layang.
"Mungkin umurnya sudah lama, kemudian ada hentakan terus menerus. Kalau expansion joint tidak halus, kalau terbentur kan makin parah," terangnya kepada detikFinance.
Baca juga: Waduh, Sambungan Flyover Kemayoran Renggang |
Dengan kondisi seperti itu, flyover Kemayoran memang membutuhkan perbaikan, khususnya untuk expansion joint-nya. Lagi pulan kata Iwan, jembatan dengan expansion joint memang perlu perawatan rutin.
"Itu jembatan sudah lama. Seingat saya sudah dari 1990an, sudah 20 tahun lebih. Kalau belum pernah diganti memang perlu perbaikan," tambahnya.
Flyover Kemayoran Aman Dilalui
Foto: Rifkianto Nugroho
|
Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Iwan Zarkasi menerangkan renggangnya flyover Kemayoran terjadi lantaran rusaknya expansion joint yang biasanya terbuat dari karet. Fungsi dari expansion joint sendiri untuk memfasilitas ruang muai dan susut sambungan jembatan akibat suhu, sekaligus meredam getaran.
Meski begitu, rusaknya expansion joint menurut Iwan tidak berbahaya. Para pengendara akan tetap aman melintas flyover tersebut.
Sambungan jembatan masih tetap kokoh. Hanya saja terasa tidak nyaman lantaran permukaan aspal tidak rata.
"Itu sangat biasa, jadi sebenarnya aman-aman saja," tegasnya.
Expansion joint sendiri kerap digunakan dalam menyambung beton di konstruksi jembatan maupun jalan layang. Ada beberapa tipe dari expansion joint, salah satunya menggunakan karet.
Butuh Perbaikan
Foto: Agung Pambudhy
|
"Flyover di Kemayoran itu perlu perbaikan. Meskipun itu sebenarnya sangat normal dan aman," ujarnya saat dihubungi detikFinance.
Expansion joint sendiri adalah ruang muai yang tersedia dari sambungan beton di jembatan maupun jalan layang. Biasanya bahan penyambung yang digunakan adalah karet.
"Nah itu kalau diperbaiki kalau karetnya diganti," tambahnya.
Iwan menambahkan, setelah karet penghubung diganti, biasanya dilapisi dengan aspal. Sehingga kondisi permukaan jalan antara beton bisa merata.
Menurut Iwan biaya perbaikan expansion joint tergantung dari lebar flyover tersebut. Menurutnya biasanya biaya perbaikan per meternya sekitar Rp 7 juta.
"Jadi kalau belum pernah diganti dari awal perlu perbaikan, tergantung panjangnya, bisa Rp 7 juta per meter," terangnya.
Flyover Kemayoran sendiri merupakan milik Dewan Pengendalian Pengawasan Pembangunan Kawasan Kemayoran (DP3KK) yang di bawah Kementerian Sekretariat Negara (Setneg), sehingga kewenangannya berada di tangan Setneg.
"Itu jembatan lama, itu miliknya Setneg. Seingat saya flyover itu sudah ada dari 1990an. Mungkin sudah 20 tahun lebih," tambahnya.