LRT Palembang Dituding Sepi, Ini Pembelaan Moeldoko

LRT Palembang Dituding Sepi, Ini Pembelaan Moeldoko

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Selasa, 12 Feb 2019 18:25 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Proyek light rail transit (LRT) Palembang disebut menelan biaya yang mahal, yakni mencapai Rp 10,9 triliun. Beroperasinya LRT Palembang juga dianggap tak efisien lantaran okupansinya masih rendah alias sepi penumpang.

Menanggapi hal itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pembangunan infrastruktur transportasi seperti LRT orientasinya masa depan. Sehingga apa yang terjadi saat ini bukan berarti cerminan bahwa proyek ini tak layak dibangun.

"Maka sesungguhnya kebutuhan-kebutuhan saat ini tentang infrastruktur yang dibangun adalah menghadapi masa-masa itu, masa depan seperti itu. Jangan nanya sekarang ini tidak ada gunanya, bukan begitu. Tapi sekali lagi semua yang persiapkan saat ini untuk menghadapi masa depan yang dibutuhkan, begitu," katanya di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Selasa (12/2/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Moeldoko pembangunan LRT Palembang sebagai upaya pemerintah mendorong daerah. Sehingga saat telah dibangunkan infrastruktur seharusnya pemerintah daerah tidak mengeluh.



Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa masyarakat saat ini harus berpikir ke depan. Bukan hanya menyoroti biaya pembangunan yang mahal tetapi bagaimana infrastruktur tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa mendatang.

Ia juga meminta pemerintah daerah dapat berperan aktif melakukan sosialisasi ke masyarakat mengenai infrastruktur yang sudah dibangun. Tujuannya agar infrastruktur yang sudah dibangun dapat benar-benar terasa manfaatnya oleh masyarakat.

"Sehingga barang-barang yang tersedia infrastruktur yang tersedia bisa dimanfaatkan dengan baik. Sering kita seperti itu pada saat ada PON membangun infrastruktur, dan seterusnya. Setelah itu tidak pelihara dengan baik karena harus ada semangat pimpinan daerah Untuk memanfaatkan itu dengan baik," ungkapnya.

(eds/eds)

Hide Ads