Menhub Minta KAI Bentuk Satgas Perbaikan Rel

Menhub Minta KAI Bentuk Satgas Perbaikan Rel

Farhan - detikFinance
Kamis, 04 Apr 2019 20:09 WIB
Menhub Minta KAI Bentuk Satgas Perbaikan Rel
Foto: Suparno
Bogor - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta PT KAI membentuk tim satuan petugas (satgas) untuk melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap jalur kereta api khususnya di wilayah Jabodetabek. Hal ini dilakukan mengingat banyaknya gangguan perjalanan kereta api sejak beberapa hari belakangan ini.

"Melihat 2-3 hari ini ada gangguan-gangguan dari kereta api khususnya di Jabodetabek. Oleh karenanya saya sengaja hadir untuk mengevaluasi apa yang terjadi dan menentukan langkah-langkah berikutnya," kata Budi usai rapat terbatas di Stasiun Bogor, Kamis (4/4/2019).

Budi menjelaskan, dari pertemuan di stasiun Bogor itu disimpulkan bahwa banyak peralatan perkeretaapian, khususnya di wilayah Jabodetabek, yang sudah berusia lanjut dan menjadi salah satu faktor penyebab terganggunya perjalanan kereta api. Faktor lainnya, lanjut Budi, adalah cuaca ekstrim dan frekwensi perjalanan kereta api yang semakin padat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari yang kita evaluasi memang ada beberapa hal yang kita simpulkan, bahwa peralatan-peralatan yang ada di Jabodetabek ini ada usia yang memang sedikit lanjut dan terdapat beberapa kejadian ekstrem baik itu cuaca hujan maupun petir," kata Budi.


"Oleh karenanya jangka pendek saya minta ke KAI untuk membuat task force untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan itu. Task force juga menyelesaikan persoalan rel, dan sebagainya, pada spot-spot yang sudah diindikasikan punya problem," sambung Budi.

Tim ini, lanjut Budi, akan mulai bekerja pekan depan. Ia meminta agar tim task force yang bertugas dapat bekerja dengan cepat dan tepat agar pelayanan berjalan baik, terlebih untuk menghadapi musim mudik dan hari raya.

"Justru karena ada hari raya, saya menugaskan adanya task force tersebut. Karena task force tersebut tugasnya mengidentifikasi ulang dan mengerjakan secara cepat dan ad hoc, saya tidak ingin bahwa pekerjaan ini digunakan oleh organisasi yang sekarang, karena organisasi sekarang ini tidak, belum mampu menyelesaikan persoalan persoalan yang terjadi," tutup Budi.

(dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads