Mengatasi masalah itu, Kepala Satgas Penanggulangan Bencana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Arie Setiadi Moerwanto mengatakan pemerintah akan membuat tanggul untuk menghadang air laut pasang.
"Akibat dari gempa kemarin, banyak daerah yang turun karena likuifaksi, walaupun tidak flowing ya. Sebagai contoh di daerah Talise, di sini tadinya tidak pernah kebanjiran sekarang di sini banjir," ungkap Arie di Media Center Kementerian PUPR, Senin (8/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanggul tersebut akan dibangun di pesisir pantai, dan akan menahan banjir air laut ke daratan pesisir Talise.
"Untuk itu, kita buat tanggul pantai. Tanggul ini bukan buat tsunami, jadi hanya supaya ketika muka air laut tinggi, muka air lautnya tidak masuk ke darat," kata Arie.
Arie juga menjelaskan kini di Talise tanahnya hanya 2 meter di atas permukaan laut, dan saat laut pasang di sana muka airnya bisa sampai 2 meter lebih. Untuk itu, dia mengatakan tanggul yang dibangun akan setinggi 3 meter.
"Muka air laut tertinggi nya di sana 2,66 meter, kita buat tanggulnya di sini lebih kurang 3 meter. Karena tanah di sana lebih kurang 2 meter, jadi kalau muka air laut tingginya 2,88 m, akhirnya masuk ke dalam," kata Arie.
Arie mengatakan pihaknya sudah selesai mendesain tanggul itu, dan kini menurutnya sedang dalam tahap pelelangan untuk membangunnya. Nantinya 7 km tanggul akan mengelilingi pesisir Talise.
"Jadi Desainnya sudah selesai, sekarang sudah masuk ke tahap lelang, panjangnya ini 7 km. Kemudian di sini ada pedalaman juga kami dapat surat mohon daerah pedalaman ini juga difungsikan lagi," kata Arie.
Tonton juga video Tinjau Banjir Dayeuhkolot, Ridwan Kamil Dilabrak Warga: