-
Mudik Lebaran 2019 segera tiba. Sejumlah infrastruktur pendukung untuk menghadapi mudik Hari Raya Idul Fitri itu pun mulai dipersiapkan pemerintah.
Salah satu infrastruktur yang dipersiapkan adalah jalan bebas hambatan alias tol. Pemerintah lewat Kementerian PUPR mulai mempersiapkan jalan tol yang akan digunakan pemudik jalur darat.
Tak hanya jalan tol yang sudah beroperasi penuh, Kementerian PUPR juga menyiapkan jalan tol dengan status fungsional untuk menunjang mudik nanti. Simak berita lengkapnya di halaman selanjutnya.
Kementerian PUPR akan membuka fungsional sejumlah ruas jalan tol untuk mudik lebaran 2019. Ruas tol yang dibuka fungsional itu terdapat di 4 pulau Indonesia.
Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan, Set. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Ranto Parlindungan Rajagukguk mengungkapkan untuk di Tol Trans Jawa, ruas tol yang akan dibuka fungsional ialah Pandaan Malang seksi I-lll sepanjang 30,6 km yang menghubungkan wilayah Surabaya Malang.
"Pandaan malang seksi 1-3 sepanjang 30,6 km. Saat mudik lebaran 2019 direncanakan akan beroperasi fungsional tanpa tarif," kata Ranto di Kementerian PUPR.
Kemudian untuk jalan tol di wilayah Pulau Sumatera yang akan dibuka fungsional ialah Terbanggi Besar-Pematang-Panggang Kayu Agung 189,20 km dan ruas Medan Binjai seksi I segmen Helvetia Jl. Veteran 2,8 km.
"Ruas jalannya semuanya sudah operasional di Sumatera, bahwa Bakauheni-Terbanggi Besar operasional penuh, Bakauheni-Kayu Agung itu fungsional. Itu difungsionalkan totalnya 189,2 km," jelasnya.
Selain jalan tol Trans Jawa dan Trans Sumatera, jalan tol di wilayah Sulawesi yang sudah beroperasi yaitu Ujung Pandang Seksi I dan II 6,05 km dan Makassar Seksi IV (11,6 Km). Kemudian untuk yang dioperasikan fungsional dalam mendukung pelaksanaan mudik lebaran 2019 yaitu jalan tol Manado Bitung (Ss. Sukur Ss. Kauditan) sepanjang 18 km.
Kemudian jalan tol di wilayah Kalimantan yaitu jalan tol Balikpapan-Samarinda seksi 1-3 yang juga difungsionalkan sepanjang 70,5 km.
"Wilayah Sulawesi, Manado-Bitung opsional ya kan nggak terlalu ramai lalu lintasnya sama dengan Balikpapan-Samarinda opsional saja yang mungkin difungsikan," tuturnya.
Kementerian PUPR akan menghentikan sementara proyek-proyek infrastrukturdemi kelancaran arus mudik Lebaran 2019.
Ranto mengatakan penghentian dilakukan mulai H-10 hingga H+10 Hari Raya Idul Fitri.
"Untuk penghentian kerja itu dari H-10 sampai H+10," kata Ranto.
Ranto mengatakan, penghentian proyek itu berlaku untuk seluruh pekerjaan infrastruktur, baik untuk pekerjaan infrastruktur di jalan tol, maupun di luar jalan tol. Hal ini dilakukan untuk bisa mengurangi kemacetan saat arus mudik dan balik Lebaran.
"Sudah tidak ada lagi pekerjaan, semua proyek. Baik di tol maupun non tol," tuturnya.
Lebih lanjut Ranto menambahkan, bahwa kebijakan ini dibuat dalam surat edaran yang akan diterbitkan oleh Direktur Jendral (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR. Dia bilang, Dirjen Bina Marga sudah mengeluarkan surat edaran tersebut.
"Pak Dirjen sudah mengeluarkan suratnya. Jadi seharusnya itu ke Pak Dirjen," tuturnya.
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR mengingatkan para pengguna jalan tol untuk menyiapkan kartu e-payment atau uang elektronik saat mudik Lebaran 2019. Sebab, masalah ini menjadi hal yang paling mendasar terkait kepadatan di gerbang tol.
"Kita titip pesan, supaya para pengguna, pemudik itu menyiapkan kartu e-payment," kata Kepala Bagian Umum, Set. BPJT Mahbullah Nurdin di Kementerian PUPR.
Nurdin mengatakan pengguna jalan tol harus menyediakan saldo yang dibutuhkan di jalan tol agar tak terjadi penumpukan di gerbang tol.
"Karena yang selama ini terjadi di gerbang tol itu adalah saldo tidak cukup," katanya.
"Jadi sekarang itu saldo e-payment sudah sampai Rp 2 juta. Dan e-payment bukan hanya untuk tol. Itu juga bisa untuk belanja," sambungnya.
Selain itu, pengguna jalan tol juga diminta untuk tak mengisi saldo e-payment di gerbang tol agar tak terjadi penumpukan. Pengguna jalan tol harus bisa memperkirakan berapa saldo yang dibutuhkan untuk lewat jalan tol saat mudik Lebaran.
"Supaya pengguna jalan tol itu, dia harus pastikan jaraknya. Kalau kurang perlu di-top up dulu. Jangan mengharapkan top up di gerbang tol. Karena yang saya tahu masyarakat lebih senang top up di jalan tol. Itu bikin macet. Itu yang perlu jadi pembelajaran," tuturnya.