Pasalnya, masjid terbesar se-Asia Tenggara ini menjadi salah satu situs cagar budaya. Dengan begitu diharapkan Masjid Istiqlal pun menjadi daya tarik wisata.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI), KH Asep Saepudin. Dia mengatakan renovasi yang sedang dilakukan besar-besaran di Masjid Istiqlal pun akan membuat beberapa sarana penunjang rekreasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga mau ada sentranya oleh-oleh, cenderamata, dan kuliner," tambahnya.
Bahkan, Asep menyebutkan bahwa ada rencana membuat jalan layang atau skybridge yang bisa menghubungkan Masjid Istiqlal hingga ke Tugu Monas. Menurutnya jalan itu adalah cita-cita Presiden Sukarno sebagai penggagas masjid ini.
"Bahkan, nanti kita mau bikin jalan layang di atas kolam itu, hubungkan dari sini ke Monas, itu kan cita-citanya Bung Karno dan arsitekturnya pak Frederich Silaban, ada jalan yang memudahkan dari Monas ke sini (Masjid Istiqlal)," kata Asep.
Selain itu, untuk mendukung lahan di depan masjid sebagai tempat wisata, akan dibuat lahan parkir di bawah tanah alias basement. Selama ini, parkir di Masjid Istiqlal masih kurang rapi. Lahan parkir tersebut nantinya dapat menampung hingga 1.500 kendaraan.
"Terus nanti kita juga mau bikin basement jadi nanti parkirnya lebih tertata rapi, kan selama ini semrawut ya parkirnya di atas. Kurang lebih mau bikin basement 2 lantai, bisalah 1.500 kendaraan di bawah sana, jadi di atas rapih bersih buat wisata," jelas Asep.
"Ya kalau kita liat di depan Katedral aja rapi bagus, kita mau seperti itu juga," tambahnya.
Mengutip laman resmi Cagar Budaya pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) cagarbudaya.kemdikbud.go.id, Masjid Istiqlal ditetapkan sebagai situs cagar budaya nasional dengan registrasi nasional RNCB.20050425.02.000561.
Setidaknya ada tiga surat keputusan yang menyatakan dan menguatkan posisi Masjid Istiqlal sebagai cagar budaya diantaranya adalah, SK Menteri NoPM.13/PW.007/MKP/05, SK Gubernur No 475 tahun 1993, dan SK Menteri No193/M/2017. (ara/ara)