"Tujuan operasional untuk memecah arus mudik agar tidak bertumpu di periode tertentu," kata Endra di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat (24/5/2019).
Selain itu, diharapkan ada biaya yang bisa digunakan pemudik untuk keperluan lainnya seperti membeli oleh-oleh khas daerah dan untuk dibelanjakan di kampung halamannya.
"Kedua, untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk saving sehingga tidak digunakan untuk membayar tol," ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Desi Arryani dalam kesempatan yang sama mengatakan penerapan diskon tarif tol sebesar 15% saat mudik Lebaran menggantikan diskon kluster. Diskon kluster ini dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan.
"Ini sekaligus menghentikan diskon klustering. Diskon klustering dihentikan 23 selesai, di 27, 28 dan 29 diskon baru," kata Desi.