Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengatakan biaya investasi untuk membangun fase ini mencapai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 56 triliun (kurs Rp 14.000). Jalur sepanjang 31 kilometer (km) ini sebagian besar akan dibangun melayang dan beberapa dibangun di bawah tanah.
"Biaya fase III US$ 4 miliar atau sekitar Rp 50 triliun. Sebagian underground di daerah tengah, sebagian elevated. Banyakan elevated," katanya kepada detikFinance , Rabu (24/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendanaan untuk fase Timur-Barat sendiri direncanakan berbeda dengan dua fase sebelumnya, di mana PT MRT mencoba mendapatkan pinjaman langsung dari swasta. Beberapa kreditur saat ini kata dia sudah melirik pendanaan tersebut.
"Ada beberapa donor yang sudah tertarik, seperti JICA sendiri, Asian Development Bank, Asian Infrastructure Investment Bank. Itu tiga yang sekarang sedang melirik proyek fase III itu. Kami akan mencari mekanisme untuk mempercepat proses itu saja," ungkapnya.
Adapun fase Timur-Barat (Kalideres-Ujung Menteng) sendiri merupakan bagian dari rute masa depan MRT yang dilakukan kajiannya oleh Jabodetabek Urban Transport Policy Integration Phase 2 (JUTPI 2). Namun untuk fase atau line lainnya, saat ini masih sebatas kajian terbatas yang belum ada payung hukum pelaksanaannya lebih lanjut.
"Kalau yang jelas itu fase I, II, dan III. Tapi yang lainnya itu belum. Itu nanti harus dianalisis lagi. Fase selain itu belum ada payung hukumnya," jelasnya.
(eds/ara)