Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi menjelaskan, pertemuan tersebut akan diselenggarakan pada 20-21 Agustus. Hari ini pun kedua belah pihak mengadakan Afternoon Tea di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta. Tujuannya untuk membahas rencana kerja sama.
"Rencana penyelenggaraan IAD yang akan dilakukan di Bali pada tanggal 20-21 Agustus. Dari pertemuan tadi dialognya bagus ada beberapa pertanyaan, harapan akan kerja sama yang lebih konkret," kata Retno usai pertemuan tersebut, Rabu (24/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, kerja sama ini akan melibatkan badan usaha milik negara (BUMN) dan perusahaan swasta yang ada di kedua negara. Kerja sama ini akan fokus mengenai infrastruktur. Jumlah peserta pertemuan tersebut pada bulan depan diperkirakan 700 peserta dari 53 negara di Afrika dan dari Indonesia.
"Dan dalam pertemuan tadi kita terus berusaha mengkongkritkan kerja sama dengan Afrika di berbagai bidang terkait dengan infrastruktur," sebutnya.
Retno belum mau bicara mengenai nilai kerja sama yang akan diteken kedua negara. Dia hanya menjelaskan, tahun lalu pada gelaran yang sama menyepakati kerja sama senilai US$ 586 juta.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dalam kesempatan yang sama mengatakan, kerja sama ini sekaligus upaya Indonesia mencari pasar baru di luar negeri.
"Jadi kita jangan hanya pakai pasar-pasar tradisional saja, istilahnya presiden, tapi juga kita mau buka market baru. Dan Afrika dengan penduduk lebih 1,3 miliar ini satu market yang sangat besar, potensi yang sangat besar," jelasnya.
Luhut juga menegaskan, Indonesia tidak akan mengeksploitasi Afrika dengan investasi. Intinya kerja sama yang akan dijalin menguntungkan kedua pihak.
"Jangan ada tadi pertanyaan juga Afrika itu seperti di eksploitasi berlebihan oleh orang-orang yang investasi ke sana. Kita tidak ada pikiran seperti itu," tambahnya.
(toy/dna)