Tahun Depan, Giliran Kalideres-Ujung Menteng Dibangun MRT

Tahun Depan, Giliran Kalideres-Ujung Menteng Dibangun MRT

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 25 Jul 2019 09:40 WIB
1.

Tahun Depan, Giliran Kalideres-Ujung Menteng Dibangun MRT

Tahun Depan, Giliran Kalideres-Ujung Menteng Dibangun MRT
Foto: Pradita Utama
Jakarta - Belum juga konstruksi fase II menunjukkan perkembangan yang berarti, PT MRT Jakarta kini sudah mulai bergegas menyiapkan rencana pembangunan fase ketiga alias Timur-Barat yang menyambungkan Cikarang dan Balaraja. Pada tahap awal ini, MRT Jakarta akan fokus untuk membangun 31 km yang ada di wilayah Jakarta, dari Kalideres hingga Ujung Menteng.

Pembangunan MRT memang harus dikebut jika target memiliki 230 km jalur MRT dalam 10 tahun ke depan ingin dicapai. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyampaikan target ini saat menggunakan Ratangga (sebutan untuk kereta MRT Jakarta) pada akhir Juni 2019 lalu.

Target 230 km juga sudah digambarkan oleh studi yang dilakukan oleh Jabodetabek Urban Transport Policy Integration Phase 2 (JUTPI 2). Total ada 10 line atau rute MRT yang akan mengelilingi provinsi Jakarta dan sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, tinggal berharap bagaimana pemerintah pusat dan pemprov DKI Jakarta mengimplementasikan hasil kajian tersebut untuk dilaksanakan lebih lanjut. Jurus membangun pun tak lagi bisa sama dengan masa di awal membangun.

Berikut informasi selengkapnya:
Salah satu langkah percepatan yang dilakukan demi mewujudkan ambisi memiliki 230 km jalur MRT dalam 10 tahun adalah dengan memulai pembangunan MRT fase Timur-Barat pada 2020. Rute prioritas di dalam kota Jakarta akan dilakukan dari Kalideres ke Ujung Menteng sepanjang 31 km.

"Tahun depan kita sudah harus bisa mencanangkan fase 3 Timur Barat," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar kepada detikFinance saat dihubungi, Rabu (24/7).

Saat ini PT MRT Jakarta tengah mencari sumber pendanaan untuk fase tersebut. Pendanaan untuk fase Timur-Barat sendiri direncanakan berbeda dengan dua fase sebelumnya, di mana PT MRT mencoba mendapatkan pinjaman langsung dari swasta.

"Langkah internal yang kita lakukan di MRT khusus Timur-Barat, mulai mencari peluang pendanaan dengan beberapa opsi termasuk yang kami coba ini adalah kombinasi antara pendanaan pemerintah, pinjaman luar negeri dan dana swasta," kata William.

"Jadi MRT kalau secara feasible dimungkinkan dengan jaminan pemerintah, katakan mendapatkan pinjaman langsung dari donor," tambahnya.

Adapun saat ini basic engineering design mengenai fase Timur-Barat masih dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. Rampungnya kajian tersebut kata William menjadi stimulus pencarian dana sehingga percepatan bisa dilakukan.

"Kita berharap itu bisa dipercepat," katanya.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengatakan biaya investasi untuk membangun fase ini mencapai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 56 triliun (kurs Rp 14.000). Jalur sepanjang 31 kilometer (km) ini sebagian besar akan dibangun melayang dan beberapa dibangun di bawah tanah.

"Biaya fase III US$ 4 miliar atau sekitar Rp 50 triliun. Sebagian underground di daerah tengah, sebagian elevated. Banyakan elevated," katanya kepada detikFinance , Rabu (24/7).

Pendanaan untuk fase Timur-Barat sendiri direncanakan berbeda dengan dua fase sebelumnya, di mana PT MRT mencoba mendapatkan pinjaman langsung dari swasta. Beberapa kreditur saat ini kata dia sudah melirik pendanaan tersebut.

"Ada beberapa donor yang sudah tertarik, seperti JICA sendiri, Asian Development Bank, Asian Infrastructure Investment Bank. Itu tiga yang sekarang sedang melirik proyek fase III itu. Kami akan mencari mekanisme untuk mempercepat proses itu saja," ungkapnya.

Saat ini baru ada 16 km MRT yang beroperasi ditambah 13 km fase II dari Bundaran HI ke Ancol Barat yang baru dibangun.

Praktis, masih ada sekitar 200 km jalur MRT yang harus dikebut pembangunannya dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. Bagaimana caranya?

Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengatakan butuh percepatan yang sangat masif untuk merealisasikan target tersebut. Strategi yang dilakukan juga harus berbeda dengan model sebelumnya.

"Kita memang sudah menyiapkan langkah-langkah. Kalau memang targetnya di tahun 2030, kita kan tidak bisa menggunakan pendekatan yang sama dengan fase 1 dan fase 2," katanya.

Percepatan yang dimaksud adalah dengan melakukan pekerjaan secara paralel pada setiap fase, sehingga setiap tahunnya pembangunan jalur MRT yang baru bisa dilakukan.

Salah satu langkah percepatan yang ditempuh MRT saat ini adalah dengan merampungkan pendanaan untuk pembangunan MRT Jakarta fase III yang menyambungkan Cikarang dan Balaraja. Untuk tahap awal, pembangunan fase Timur ke Barat tersebut dilakukan dari Kalideres ke Ujung Menteng terlebih dahulu.

"Langkah internal yang kita lakukan di MRT khusus Timur-Barat, mulai mencari peluang pendanaan dengan beberapa opsi termasuk yang kami coba ini adalah kombinasi antara pendanaan pemerintah, pinjaman luar negeri dan dana swasta," katanya.

Wacana pembangunan MRT hingga 230 km sendiri keluar dari hasil studi Jabodetabek Urban Transport Policy Integration Phase 2 (JUTPI 2). JUTPI Fase 2 adalah kerja sama teknis antara pemerintah Indonesia (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian) dan pemerintah Jepang (Badan Kerjasama Internasional Jepang).

Proyek ini disetujui berdasarkan catatan diskusi proyek integrasi kebijakan transportasi perkotaan Jabodetabek fase II antara JICA yang diwakili oleh JICA Indonesia dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Badan Transportasi Jabodetabek (BPTJ).

Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengembangkan fungsi institusi administratif dari sistem transportasi perkotaan dengan mempromosikan pengembangan kapasitas dan kerjasama antara organisasi terkait transportasi perkotaan di Jabodetabek dalam rangka pengembangan sistem transportasi umum perkotaan.

Berikut daftar 10 line MRT Jakarta yang mencakup target pembangunan 230 km jalur baru hingga 2030 mendatang:
* Lebak Bulus-Ancol Barat
* Cikarang-Balaraja
* Bandara Soetta-Kampung Bandan
* Cilincing-Lebak Bulus
* Karawaci-Senayan-Cawang-Cikarang
* Lebak Bulus-Rawa Buntu-Karawaci
* Bekasi Utara-Bekasi Selatan
* Pluit-Grogol-Kuningan-Depok
* Outer loopline
* Inner loopline

Hide Ads