Persoalan air bersih bukan menjadi masalah baru di ibu kota namun sudah lama dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru mau mulai menyelesaikan masalah tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun sudah menyiapkan beberapa upaya agar warga khususnya yang berada di lokasi pesisir mudah mendapatkan air bersih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga DKI Beli Air Bersih
Foto: Hendra Kusuma
|
Kota yang kerap dibilang segala sesuatu bisa menjadi keuntungan pun memang benar adanya. Salah satu contohnya adalah mengenai fasilitas toilet umum, sering terlihat fasilitas itu terdapat seorang penjaga yang meminta uang dengan dalil modal kebersihan fasilitas.
Begitu juga dengan pemanfaatan air bersih yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Kini sebagian masyarakat DKI Jakarta masih ada yang kesulitan air bersih.
Bahkan, untuk menikmati air bersih harus membelinya. Sungguh ironis bukan? Di tengah perputaran ekonomi yang begitu pesat di ibu kota, namun sebagian warganya masih kesulitan air bersih.
Sebagian warga khususnya di pinggiran Jakarta mau tidak mau harus membeli air bersih karena lokasi tempat tinggalnya tidak terfasilitasi infrastruktur air bersih. Bahkan, penggunaan mesin pompa listrik alias jet pump-pun untuk daerah pinggiran sering tidak berguna karena kualitas airnya.
Air Sumur Bau Amis
Foto: Hendra Kusuma
|
"Beli air bersih untuk mandi, buat air bersih, dan masak juga," kata dia kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (8/8/2019).
Dia mengaku, air yang digunakan untuk mencuci pakaian justru berasal dari air tanah. Kualitas air tanah yang kurang baik menjadi salah satu alasannya hanya dipakai untuk mencuci pakaian.
"Karena airnya dekat laut jadi kaya bau amis gitu," jelas dia.
Jurus Anies Baswedan
Foto: ANTARA FOTO
|
Kepala Dinas (Kadis) SDA Provinsi Jakarta, Juaini mengatakan ada beberapa upaya yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta ke depannya.
Pertama, akan memerintahkan PD PAM Jaya untuk membuat depo air bersih di wilayah yang kesulitan air bersih, khususnya di musim kemarau.
Sedangkan jangka menengah panjang yang akan dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta adalah menerapkan teknologi penyulingan air di waduk. Namun, program tersebut baru bisa diimplementasikan tahun depan.
Sementara itu, Manajer Humas Perusahaan Daerah (PD) PAM Jaya Linda Nurhandayani mengungkapkan pihaknya menargetkan warga DKI Jakarta terakses air bersih 100% pada 2030.
Tahapannya, pada tahun 2023 cakupan layanan PAM Jaya sudah mencapai 80%. Hingga saat ini, cakupan layanannya baru mencapai 60%.
Untuk mendukung rencana itu, kata Linda diperlukan tambahan pasokan suplai air bersih dan dukungan dari berbagai pihak, khususnya pemerintah Daerah dan Pusat.