Menurut Budi, kini Jepang komitmennya sudah kuat dan akan memberikan pinjaman. Dia mengatakan pemerintah akan menyelesaikan proyek ini dengan Jepang.
"Saya belum dengar, kalau keinginan itu memang berulang-ulang dinyatakan (oleh China). Tapi saya nyatakan bahwa Jepang ini menyediakan loan (pinjaman), kalau menurut saya, kita selesaikan dengan Jepang dulu," kata Budi di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (3/9/2019).
Budi menyatakan peluang China masuk ke dalam proyek kereta kencang pun masih ada. Apalagi kalau Jepang memberikan timbal balik yang justru merugikan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menegaskan Jepang bisa mudah menggarap proyek kereta kencang ini asalkan perjanjiannya berimbang dan geraknya cepat. Selain itu, Budi juga akan meminta Jepang menggunakan komponen dalam negeri dalam proyek kereta kencang.
"Tentu dengan suatu perjanjian yang katakanlah berimbang dan cepat. Kita minta itu, kita juga ingin ini segera cepat dan lebih berimbang dan kita dapat kemanfaatan diantaranya TKDN," ucap Budi.