Hingga kini memang pemerintah sudah kuat berkomitmen dengan pihak Jepang soal pengembangan kereta kencang Jakarta-Surabaya.
Minat China sendiri diterjemahkan Luhut sebagai peringatan untuk pihak Jepang agar tidak main-main dengan proyek kereta kencang ini, kalau tidak bisa berpindah ke tangan China.
"Iya Jepang, sampai sekarang kita masih sama Jepang. Tapi ya Jepang biar tahu, masih ada yang tawar biar dia nggak macem-macem sama kita," ucap Luhut di kantornya, Senin (2/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah memperkirakan pembangunan Kereta Kencang JKT-SBY membutuhkan dana Rp 60 triliun. Sementara pihak Jepang memperkirakan sekitar Rp 90 triliun. (dna/dna)