Jakarta -
Wacana pengubahan nama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)
Kertajati menjadi BJ Habibie dinilai tidak begitu mendesak untuk direalisasikan, yang diperlukan bandara tersebut adalah akses jalan.
Konektivitas yang paling dibutuhkan Bamdara Kertajati sekarang ini adalah jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). Dengan adanya tol tersebut, khususnya masyarakat Bandung dan sekitar lebih mudah dan cepat ke bandara.
Tol Cisumdawu akan berdampak pada penerbangan beberapa rute yang dipindahkan dari Bandara Husein Sastranegara (BDO), khusunya yang rute tujuan ke luar Pulau Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ulasan lengkapnya dirangkum
detikcom.
Kementerian Perhubungan menilai hal yang paling mendesak untuk Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati adalah akses jalan. Bukan soal pergantian nama.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana Banguningsih Pramesti menilai akses jalan lebih penting guna meramaikan penerbangan dari BIJB.
"Nama tidak terlalu penting, yang penting adalah jalan akses tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) selesai," tegas Polana saat dihubungi detikcom, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Polana mengungkapkan, pergantian nama Bandara Kertajati menjadi Bandara BJ Habibie secara teknis bisa dilakukan asal semua persyaratan yang berlaku dipenuhi. Hanya saja hingga saat ini pihaknya belum menerima proposal dari Pemprov Jawa Barat terkait dengan usulan pergantian nama bandara.
"Belum ada usulan perubahan nama secara formal," ungkap dia.
Tol yang membentang sepanjang 61,5 km ini ditargetkan beroperasi akhir 2020. Progresnya, hingga saat ini progres pembebasan lahan Seksi I-II Tol Cisumdawu sepanjang 27,62 km sudah mencapai 87,65%. Sedangkan, progres konstruksinya sudah 69,79%.
Sedangkan, untuk Seksi III-VI Tol Cisumdawu sepanjang 33,22 km, progres pembebasan lahannya sudah 29,03%. Untuk proses konstruksinya baru mencapai 9,3% (semuanya di Seksi III).
Untuk Seksi VI sendiri yang sepanjang 6 km dan merupakan titik terdekat ke Bandara Kertajati, hingga saat ini masih proses pembebasan lahan, atau belum ada konstruksi apapun.
Manajemen Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) senang jika nama Bandara Kertajati mau diganti menjadi BJ Habibie. Hanya saja, pergantian nama tersebut harus diusulkan oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.
"Kalau kita, saya kalau dikasih nama BJ Habibie kalau itu usulan Pemprov saya senang-senang saja," kata Direktur Keuangan dan Umum BIJB, Muhamad Singgih saat dihubungi detikcom, Jumat (20/9/2020).
Singgih menjelaskan, Presiden ke-3 RI merupakan sosok yang inspiratif serta memiliki kontribusi besar terhadap Tanah Air. Oleh karena itu, manajemen BIJB menunggu Pemprov Jabar mengusulkan pengubahan nama kepada Kementerian Perhubungan.
Menurut Singgih, tidak ada persoalan yang dengan wacana perubahan nama Bandara Kertajati. Satu hal yang diinginkan manajemen BIJB adalah komitmen seluruh pihak terkait membuat bandara menjadi ramai.
Halaman Selanjutnya
Halaman