Budi Karya menilai ada beberapa pihak yang jealous alias iri kepadanya soal program tol laut ini. Budi juga mengatakan memang kebanyakan informasi tol laut yang muncul adalah komplain belaka, bukan malah informasi keberhasilannya.
Budi menyebutkan karena berita negatif lebih keras menggaungnya, maka seakan-akan tol laut tidak berjalan. Padahal menurutnya selamaini berjalan dengan sangat baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan membela diri, justru informasi tol laut seolah nggak ada itu karna daerah lain yang belum terhubung komplain, soundnya itu lebih keras dibanding yang sudah terhubung," lanjutnya.
Bahkan uniknya lagi, dia mengaku pernah mendapat komplain dari daerah Morotai mengenai tol laut. Kisahnya, yang protes minta bahan bangunan diangkut dengan tol laut, kemudian dia menjelaskan tol laut hanya untuk bahan makanan pokok.
"Kayak di Morotai ada yang komplain. Ya dia mau bawa bahan bangunan pakai tol laut, ya jangan dong saya bilang ini tuh bahan pokok," ucap Budi Karya.
Kemudian Budi Karya menceritakan beberapa kesuksesan dari tol laut, seperti salah satunya membuat masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi terdorong membudidayakan sapi. Pasalnya, permintaan sapi ke Indonesia barat besar. Bahkan, hingga kini 70 ribu sapi per tahun terkirim dari NTT.
"Nah ini ada dua yang signifikan. Bayangkan di NTT itu kirim 70 ribu sapi per tahun, saya senang waktu datang ke sana menjadi industri agrikultur. Di mana masyarakat berkelompok mau memiara sapi karena demand dikirim ke Indonesia barat banyak," papar Budi Karya.
Lalu, penangkapan ikan di daerah Dobo, Maluku Selatan pun makin bergairah karena pengangkutan ikan ke Jawa lebih mudah karena tol laut.
"Keberhasilan ke dua adalah penangkapan ikan di Dobo, kira-kira Maluku Selatan arah ke Papua. Itu kapal-kapal tol laut ngangkut ikan dibawa ke Jateng Jatim atau diekspor," kata Budi Karya.
"Kemarin kita bicara di Papua, di Maluku, kenapa kita tidak ke Jawa, tapi ke Timur aja, Sorong, Ambon, atau kita langsung ekspor ke luar gitu," ungkapnya.
(dna/dna)