Fakta-fakta Stasiun Gambir yang Mau Pensiun Layani Kereta Antar Kota

Fakta-fakta Stasiun Gambir yang Mau Pensiun Layani Kereta Antar Kota

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 08 Okt 2019 08:09 WIB
Fakta-fakta Stasiun Gambir yang Mau Pensiun Layani Kereta Antar Kota
Nur Azizah Rizki/detikcom
Jakarta - Kereta antar kota sebentar lagi tidak akan dilayani di Stasiun Gambir. Pensiun layani kereta antar kota, Gambir bakal dilewati kereta comuter line saja di tahun 2021.

Bila ditarik jauh ke sejarahnya, ternyata Stasiun Gambir awalnya cuma tanah rawa. Tahun-tahun berlalu Gambir akhirnya digunakan jadi stasiun antar kota, namun kini dia akan pensiun layani perjalanan antar kota.

Stasiun Gambir pun terbilang unik fasilitasnya, di stasiunnya ada hotel transit dan toilet mewah berlapis granit. Bagaimana kisahnya, simak informasinya hanya di detikcom, klik halaman berikutnya.
Ternyata, Stasiun Gambir ini awalnya cuma tanah rawa, merujuk ke sejarahnya yang dikutip detikcom dari berbagai sumber, Senin (7/10/2019) awalnya daerah Gambir adalah tanah rawa milik Anthony Paviljoen.

Tahun 1697 tanah rawa itu dibeli oleh Cornelis Chastelein, setelah membelinya dia membangun sebuah rumah dengan dilengkapi dua kincir sebagai penggiling tebu. Kemudian, di tahun 1871 bangunan itu diubah menjadi sebuah halte Koningspelin atau berarti halte lapangan raja.

Halte ini kemudian diubah lagi jadi stasiun Weltevreden, dan dibuka pada 4 Oktober 1884 dari sini lah awal cerita kawasan Gambir menjadi salah satu perlintasan kereta. Sejak saat itu hingga tahun 1906, stasiun ini digunakan untuk pemberangkatan tujuan Bandung dan Surabaya.

Masuk tahun 1937, stasiun ini kemudian diresmikan sebagai stasiun Batavia Koningsplein. Hingga akhirnya 55 tahun kemudian tepatnya tahun 1992, stasiun direnovasi secara besar-besaran menjadi stasiun layang dan berubah nama menjadi stasiun Gambir. Sejak saat itu, stasiun ini difungsikan menjadi ruas jalur kereta Jakarta Kota-Manggarai.


Secara umum, saat ini stasiun gambir memiliki tiga tingkat, di tingkat pertama ada aula utama, loket, tempat makan dan toko serta layanan perbankan. Naik ke lantai dua ada ruang tunggu dan beberapa tempat makan cepat saji. Lalu di lantai paling atas difungsikan sebagai peron dan jalur lintasan kereta.

Mengulik catatan detikcom, di tahun 2015 lalu KAI meluncurkan fasilitas hotel transit. Fasilitas ini berupa kamar yang disewakan dalam hitungan jam.

Hotel transit milik PT KAI menawarkan 3 tipe kamar yakni VIP, single bed room, twin bed room dan double bed room. Hotel ini menawarkan fasilitas inap jangka pendek yakni mulai 6 jam, 8 jam, 12 jam dan maksimal 24 jam.

Fasilitas yang tersedia sama dengan layanan hotel berbintang meskipun konsepnya hanya sebatas hotel transit. Untuk kamar, terdapat fasilitas TV satelit, wifi, AC, dan water heater.

Toilet di Stasiun Gambir pun menjadi sorotan, toilet di sana lantai dan dindingnya dilapisi granit. Di meja wastafel tampak perpaduan warna coklat muda dan krem disertai pengharum ruangan dan bunga anggrek.

Uniknya, di toilet ini juga terdapat monitor toilet satisfaction di depan toilet. Pengguna toilet bisa langsung menilai kepuasan saat menggunakan toilet.

Stasiun Gambir sendiri cukup banyak melayani penumpang, di musim puncaknya saja, yang biasa terjadi saat musim mudik, per harinya stasiun ini bisa layani 17 ribu hingga 21 ribu orang. Baik penumpang yang berangkat maupun yang datang ke stasiun.

Dari catatan detikcom, pada saat puncak arus mudik 2019 Stasiun Gambir berhasil memberangkatkan 300.098 penumpang dari H-10 hingga H+4 lebaran.

Data itu diambil dari tanggal 26 Mei sampai 9 Juni 2019. Bahkan, pada H-1 lebaran saja, masih ada penumpang yang berangkat dari Stasiun Gambir mencapai 21 ribu orang.

Begitu pun saat arus balik, ada 78 ribu penumpang yang datang ke Gambir hingga H+4 lebaran, atau tepatnya dati tanggal 6-9 Juni. Dari data Posko Angkutan Lebaran Stasiun Gambir 2019 tercatat penumpang terbanyak yang datang ke Stasiun Gambir sebesar 20.424 orang, pada Jumat 7 Juni 2019.

Hide Ads