Insinyur Dina Ogah Patenkan Longspan LRT Jabodebek Terpanjang Dunia

Insinyur Dina Ogah Patenkan Longspan LRT Jabodebek Terpanjang Dunia

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 18 Nov 2019 10:31 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Jembatan lengkung bentang panjang (long span) di Kuningan pada proyek LRT Jabodebek belakangan menuai banyak pujian. Jembatan ini menjadi jembatan lengkung kereta dengan boks beton terpanjang yang pernah ada.

Konstruksi long span ini melayang di atas jalan layang dengan bentuk melengkung sepanjang 148 meter dengan radius lengkung 115 meter tanpa tiang pier. Beton yang digunakan seberat 9.688,8 ton dan besinya seberat 2.929,7 ton. Sementara metode yang digunakan adalah concentrate box grider balance cantiviler.

Arvilla Delitriana, sang insinyur lokal yang mendesain jembatan itu menuai pujian. Mulai dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan serta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut dan Basuki bahkan memberikan Dana Operasional Menteri (DOM) kepadanya sebagai bentuk apresiasi. Selain itu Basuki juga meminta agar karya dari wanita yang akrab disapa Dina itu dipatenkan. Namun seruan itu tidak dituruti.


"Tidak. Saya selalu bilang saya dikasih ilmunya juga gratis sama Pak Jodi, sama pengalaman dan kesempatan. Kenapa saya enggak berikan kesempatan yang sama dengan yang lain. Siapapun yang mau nanya soal jembatan itu atau jembatan apapun kita akan jawab," ujarnya saat berbincang dengan detikcom pekan lalu.

Dina sendiri bekerja di PT Cipta Graha Abadi. Dia bekerja di perusahaan itu lantaran diajak oleh pakar konstruksi jalan dan jembatan Jodi Firmansyah. Dina merasa banyak mendapatkan pengetahuan dari Jodi.

Dina sendiri mengaku tak khawatir jika karyanya dicontek oleh pihak ataupun bangsa lain. Menurutnya hanya buang-buang energi mematenkan desain yang juga sudah tersebar luas.

"Karena prinsip dasarnya menghitung. Toh gambar saya sudah tersebar ke mana-mana. Ke OCG sebagai pengawas, Systra sebagai checker, ke PU sebagai komite. Jadi energi saya tidak perlu dibuang untuk mematenkan itu. Karena sebetulnya memang tidak ada yang perlu saya tutup-tutupi, semua bisa akses," tambahnya.


Lagipula dia dan perusahaannya sudah terbiasa berbagi ilmu tentang konstruksi jembatan kepada siapapun. Meskipun kebiasaan baik itu juga sempat membuatnya hampir tersandung kasus hukum.

"Ada pengalaman unik ada kasus sampai kami diperiksa Polisi. Jadi ada seseorang menanyakan jembatan kepada saya dijadikan statement, menjadi keputusan proyek padahal saya enggak tandatangan. Terus polisinya nanya kenapa ibu jawab? Ya kan dia nanya. Loh ibu ketemu orang nggak kenal terus nanya soal jembatan dijawab? Ya dijawab. Kok mau? Kenapa enggak mau. Kalau ilmu ada yang nanya ya jawab aja," tuturnya.


(das/zlf)

Hide Ads