Hal ini menegaskan kehebatan Jepang dalam infrastruktur dan pengoperasian perkeretaapian di dunia. Fakta itu dituturkan oleh pihak Tokyo Metro saat rombongan MRT Fellowship 2019 berkunjung ke kantornya, Selasa (10/12/2019).
"Tokyo Metro telah ada sejak tahun 1920, lebih dari 90 tahun yang lalu," ujar Kimura Naoto selaku Direktur Departemen Hubungan Internasional Pusat Pelatihan Tokyo Metro pada rombongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total, mereka memiliki 195,1 Km rute yang tersebar seantero Tokyo. Apabila digabung dengan jalur partner mereka, jumlah panjangnya dapat mencapai 550 km.
![]() |
Bukan hanya panjang relnya yang melingkupi Tokyo dan sekitarnya, Tokyo Metro juga memiliki 179 stasiun. Namun, kehebatan mereka jauh lebih teruji lewat jumlah penumpang yang berhasil mereka angkut per hari.
"Pengguna Tokyo Metro 7,58 juta per hari. Ada 110 orang per detik yang naik turun kereta," ujar Kimura.
Keberhasilan Tokyo Metro dalam memindahkan pengguna transportasi umum ke kereta pun tak lepas dari perencanaan lapangan mereka yang matang. Fakta menarik lainnya, Tokyo Metro juga mudah dicapai dari sejumlah lokasi strategis Tokyo.
"Minimal dalam waktu 10 menit ada stasiun," ujar Kimura.
Dengan panjang rel yang mencapai ratusan Km, ratusan stasiun dan etos kerja yang profesional, Jepang telah disebut berhasil dalam mengurai kemacetan di Tokyo khususnya melalui operator Tokyo Metro. Tentu hal ini jadi pembelajaran bagi operator kereta di Indonesia, khususnya DKI Jakarta.
![]() |
Baca juga: Menjajal Kereta Bawah Tanah Pertama Dunia |
(rdy/eds)