Waspada! Tol Japek Layang Banyak Sambungan dan 'Bergelombang'

Waspada! Tol Japek Layang Banyak Sambungan dan 'Bergelombang'

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 17 Des 2019 07:00 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Masyarakat kini punya jalur tol alternatif untuk pergi ke Bandung atau pun Jawa bagian timur. Sebab, Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) atau Tol Layang Japek sudah dibuka sejak Minggu lalu (15/12/2019).

Untuk sementara, tol layang ini tidak berbiaya alias gratis bagi pengguna jalan.

"Alhamdullilah 6.00 WIB di Simpang Susun Cikunir telah dioperasikan Tol Jakarta Cikampek elevated dan untuk sementara waktu, jalan tol ini akan dioperasikan tanpa dikenakan tarif," kata Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru saat membuka perdana Tol Layang Japek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski sudah dibuka, namun tol ini belum bisa dikatakan mulus 100%. Berdasarkan pengalaman detikcom saat mencoba tol ini Minggu lalu, masih tampak sambungan jembatan yang belum rapi. Sambungan jembatan yang belum rapi tampak banyak. Kemudian, letaknya berdekatan.

Tak heran, mobil yang melesat apalagi dengan kecepatan tinggi pasti akan mengalami guncangan yang keras. Maka dari itu, saat melintas tol ini pengguna jalan mesti hati-hati dan disarankan tak memacu kendaraan dengan kecepatan yang tinggi.

Hal lain yang mesti diantisipasi ialah bentuk jalan yang naik turun alias 'bergelombang'. Serta, jalan yang sedikit menukik.

Amankah untuk dilewati?

Tol Layang Japek tak memiliki struktur jalan yang datar. Melainkan, jalannya naik turun alias bergelombang.

Bukan tanpa alasan, Pimpinan Proyek Area 1 PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) Prajudi mengatakan, tol ini dibuat naik turun karena mengikuti struktur yang ada di bawahnya.

Dia menerangkan, pembangunan Tol Layang sebenarnya diupayakan tidak terlalu tinggi dibanding dengan jalan yang sudah ada (eksisting). Namun, karena mesti melewati jembatan lain maka mau tak mau Tol Layang juga ditinggikan.

"Sebenarnya kita sedapat mungkin tidak terlalu tinggi dari badan jalan eksisting, cuma pada saat melewati overpass bagaimanapun harus meninggikan jalur, jadi memang kelihatan naik turun menyesuaikan struktur di bawah, yaitu overpass dan jembatan-jembatan," ujarnya di Simpang Susun Cikunir, Bekasi, Minggu lalu (15/12/2019).

Dia menuturkan, meski naik turun, Tol Layang dipastikan aman. Sebab, tol sudah memenuhi standar teknis.

"Enggak (membahayakan), secara geometrik jalan secara desain sudah memenuhi kaidah teknis," tambahnya.

Namun, karena tol ini melayang, pengguna jalan disarankan tidak memacu kendaraan terlalu tinggi. Sebab, angin bisa berpengaruh pada kestabilan kendaraan.

"Dari sisi kecepatan ya ikuti saja aturan di sini, jangan terlalu cepat, ada faktor angin, di kita kecepatan 60-80km/jam maksimum," terangnya.

Jakarta-Bandung bisa ditempuh 2 jam saja?

Sebelum kondisi tol padat seperti saat ini, waktu tempuh Jakarta-Bandung bisa diraih selama 2 jam. Sementara, saat ini Jakarta-Bandung bisa lebih dari 4 jam.

Dengan adanya Tol Layang, bisakah Jakarta-Bandung 2 jam kembali terulang?

General Manager Traffic PT Jasa Marga Jalanlayang Cikampek (JJC), Aprimon mengatakan, dengan tol layang ini maka kemacetan di tol eksisting berkurang 40%.

"Kalau untuk kemacetan kita prediksi 40% lalu lintas Japek eksisting sekarang pindah ke atas," katanya.

Dia mengatakan, waktu tempuh Jakarta-Bandung yang biasanya 3-4 jam. Dengan kehadiran tol ini maka waktu tempuh bisa terpangkas sekitar 30 menit.

"Jadi otomatis kalau di bawahnya lancar pasti kecepatannya lebih cepat, yang ke Bandung tadinya 3-4 jam mungkin dengan ini bisa terpangkas setengah jam waktu tempuhnya," ungkapnya.


Sejalan dengan itu, dia mengimbau agar pengguna tol menyiapkan segalanya termasuk BBM sebelum naik tol layang. Lantaran, di tol layang tidak ada tempat peristirahatan maupun SPBU.

"Kita sampaikan masyarakat melalui spanduk, leaflet bahwa yang naik elevated rest area terdekat adalah KM 50 diharapkan masyarakat sebelum naik elevated menyiapkan baik dari sisi fisik BBM segala macam," ujarnya.

"Arah sebaliknya juga demikian kita juga menyampaikan masyarakat sosialisasi bahwa tempat istirahat berikutnya KM 6, kalau naik dari KM 48 artinya 38 km nggak ada tempat istirahat," tutupnya.


Hide Ads