"Per hari ini, Waskita Karya telah menerima sekitar Rp 7,8 triliun dari pembayaran proyek turnkey serta pengembalian dana talangan tanah dari LMAN sekitar Rp 4,5 triliun," kata Director Keuangan WSKT Haris Gunawan dalam keterangan resminya, Senin (23/12/2019).
Haris melanjutkan sebagian besar uang itu akan masuk arus kas. Kemudian uang itu akan digunakan untuk melunasi pinjaman kepada kreditur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbaikan arus kas itu juga berimbas pada membaiknya peringkat keuangan perusahaan. Lembaga pemeringkat Fitch Rating menaikkan peringkat WSKT menjadi A(idn) dengan outlook stabil dari sebelumnya A(idn) dengan outlook negatif.
"Perubahan outlook dari Fitch Ratings dari negatif menjadi stabil menunjukkan strategi yang dilakukan Waskita Karya untuk menjaga kondisi keuangan telah berjalan dengan baik dan Waskita Karya mampu memenuhi segala
kewajibannya," tambahnya.
Menurut Haris hal itu juga terpengaruh dari program percepatan pembangunan infrastruktur yang dicanangkan pemerintah. Lebih dari 70% dari Rp 166 triliun nilai kontrak baru WSKT selama tahun 2015-2018 merupakan Proyek Strategis Nasional seperti Jalan Tol, Bendungan, Light Rail Transit (LRT), dan Bandar Udara.
Selain itu, WSKT melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR) juga terlibat sebagai investor pada 18 konsesi jalan tol dengan total Panjang lebih dari 1.000 KM.
Lebih lanjut, keberhasilan program divestasi jalan tol WSKT dan potensi penerimaan kas di akhir tahun 2019
juga diyakini menjadi katalis perbaikan outlook WSKT.
Pada 18 Desember 2019 lalu, WTR telah berhasil melakukan divestasi ruas tol Solo-Ngawi dan ruas tol Ngawi-Kertosono kepada investor dari Hong Kong dengan total nilai transaksi mencapai Rp 2,4 triliun.
Selain itu. WSKT juga menargetkan penerimaan pembayaran dari beberapa proyek infrastruktur yang dikerjakan dengan skema turnkey serta pembayaran pengembalian dana talangan tanah dari Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
(das/fdl)