Jakarta - Pembangunan infrastruktur menjadi prioritas utama pada periode pertama pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Saking seriusnya, Jokowi bahkan mereformasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan memangkas belanja subsidi dan dialihkan kepada anggaran produktif belanja modal salah satunya untuk sektor satu ini.
Pada 2015, anggaran infrastruktur dalam APBN adalah sebesar Rp 256,1 triliun, kemudian pada 2019, anggaran untuk sektor ini naik hingga 62% menjadi Rp 415 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak heran, sebab pembangunan sektor ini digenjot nyaris di seluruh penjuru negeri dari Sabang hingga Marauke.
Dari total 223 proyek dan 3 program pembangunan infrastruktur yang terdaftar dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), lebih kurang 48 proyek di antaranya sudah beroperasi pada akhir 2019 ini.
Salah satu yang menjadi kebanggaan Jokowi adalah Jembatan Youtefa di Jayapura, Papua.
Lantas seperti apa lika-liku proses pembangunan jembatan satu ini hingga akhirnya beroperasi? Cek Kaleidoskop 2019 yang dirangkum
detikcom.
1. Dikerjakan Di Dua Lokasi Berbeda
Pembangunan Jembatan Youtefa mulai dibangun sejak 9 Mei 2015 silam. Peletakan batu pertama jembatan dengan panjang 733 meter tersebut dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi.
Setelah diresmikan, proses pembangunan jembatan ini pun dimulai dan dibagi menjadi dua lokasi.
Pembangunan fisik jembatan dikerjakan langsung di Papua, namun pengerjaan rangka jembatannya sendiri dilakukan di Surabaya oleh PT PAL.
Pengerjaan struktur baja jembatan Holtekamp sengaja dilakukan di galangan milik PT PAL karena infrastruktur yang memadai untuk membuatnya hanya tersedia di tempat tersebut.
Maklum saja, satu bentang tengah jembatan yang terbuat dari baja ini memiliki berat total hingga 2.000 ton, puncak bagian melengkungnya memiliki tinggi mencapai 20 meter dan butuh crane yang bukan sekadar tinggi, tapi juga harus cukup kuat untuk mengangkat struktur baja itu.
Setelah rangka jembatan itu selesai dibuat, proses pengiriman kerangka ke Jayapura pun dimulai. Beberapa hari setelah itu, tepatnya per 21 Desember 2017, rangka bentangan tengah Jembatan Youtefa tiba di Papua setelah melintasi 18 hari perjalanan dengan jarak tempuh 3.200 kilometer (km) dari Surabaya hingga ke Jayapura.
Pengiriman rangka dan pengangkatan rangka jembatan tersebut pun berhasil mendapatkan dua rekor musim rekor Indonesia (MURI). Lantaran berhasil mengirimkan rangka baja pelengkung bagian tengah secara utuh dengan jarak terjauh bahkan disebut merupakan yang pertama di dunia.
2. Dihentikan Sementara Karena Kecelakaan Proyek
Di awal 2018 semua proses pekerjaan konstruksi layang proyek-proyek infrastruktur di seluruh Indonesia sempat diberhentikan sementara karena terjadi berbagai kecelakaan proyek infrastruktur. Tak terkecuali Jembatan Youtefa.
"Semua kegiatan diseluruh Indonesia, seperti halnya mestinya besok jembatan holtekamp (Youtefa) di Papua sudah mulai diangkat, secara konsisten kita hentikan dulu, kita lakukan evaluasi dulu," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Meski demikian, konstruksi Jembatan Youtefa lolos dari pemberhentian tersebut. Setelah melalui proses evaluasi dan uji kelaikan dari Komisi Keselamatan Konstruksi dan Komisi Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan, pembangunan jembatan terpanjang di Papua ini akhirnya bisa terus berjalan. Hasil evaluasi tersebut menyatakan pemasangan rangka baja jembatan layak untuk terus dilanjutkan.
"Tadi malam dan tadi pagi semua desain, metode kerja dan kesiapan lapangan dievaluasi dan uji sesuai arahan Bapak Menteri PUPR. Jembatan Holtekamp lulus dan mendapat ijin dari Komisi Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan serta dari Komisi Keselamatan Konstruksi sehingga pekerjaan bisa dilanjutkan," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setyadi Moerwanto kepada detikFinance saat dihubungi, Rabu (21/2/2018).
Arie bilang, jembatan ini pun menjadi proyek infrastruktur dengan pekerjaan layang pertama yang boleh kembali dilanjutkan setelah adanya instruksi penghentian sementara.
"Jembatan ini adalah yang pertama lulus setelah penghentian," katanya.
Sejak saat itu, Jembatan Youtefa pun terus dikebut pengerjaannya.
3. Terkendala Masalah Ganti Rugi Lahan
Akan tetapi, saat telah rampung dikerjakan, proyek yang menghabiskan lebih kurang dana pembangunan hingga Rp 1,5 triliun ini kembali menghadapi kendala lainnya yaitu molornya ikrar peresmian jembatan tersebut.
Hal itu dikarenakan, pengoperasian jembatan yang menghubungkan Hamadi dan Holtekamp ini masih terkendala masalah izin lahan.
Menurut Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja, permasalahan lahan ini merupakan kewenangan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota Jayapura. Mereka diharapkan bisa segera menyelesaikan persoalan ini.
"Kita harapkan Pemprov dan Pemkot segera bisa menyelesaikan sengketa lahan. Karena ini kan sudah jadwalnya ya, harusnya ini kan Agustus-September sudah bisa selesai," kata Endra kepada detikFinance, Sabtu (31/8/2019).
Endra menjelaskan, ada sebagian lahan di jalan akses yang belum dibayar ganti ruginya ke masyarakat. Hal itu, kata Endra, menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota Jayapura.
"Jalan akses itu bukannya belum selesai, tapi ada sebagian yang belum diselesaikan pembayaran tanahnya. Itu tanggung jawab Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota, Jayapura. Itu komitmen daerah untuk menyelesaikan," jelasnya.
Lebih lanjut Endra mengatakan, sejatinya konstruksi Jembatan Holtekamp sudah selesai dikerjakan, bahkan sudah bisa digunakan. Karena itu, peresmian hanya tinggal menunggu penyelesaian pembayaran lahan.
"Konstruksi sudah selesai, itu jembatan sudah bisa digunakan. Cuma ada pembayaran tanah, saya lupa berapa banyak bidangnya, tapi itu kira-kira Rp 26 miliar," katanya.
Akhirnya, masalah lahan dapat diselesaikan setelah Pemerintah Kota Jayapura turut menyumbangkan APBD-nya untuk mendanai biaya ganti rugi pembebasan lahan tersebut.
4. Diresmikan di Hari Sumpah Pemuda dan Jadi Ikon Baru Jayapura
Presiden Jokowi meresmikan jembatan Youtefa per 28 Oktober 2019 silam.
Pasca-diresmikan, maka jembatan Youtefa siap dioperasikan sekaligus sah menjadi ikon baru Kota Jayapura. Jokowi berharap jembatan ini dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.
"Saya minta masyarakat dapat menjaga kebersihan dan keamanan Jembatan ini, karena jembatan ini dibangun untuk kepentingan masyarakat," ujar Presiden Jokowi dalam pidato peresmian jembatan Youtefa itu, Senin (28/10/2019).
Sebab diresmikan di hari Sumpah Pemuda ke-91, jembatan ini pun dianggap menjadi simbol bangkitnya Indonesia karena berhasil mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur hingga ke timur Nusantara.
"Kedatangan saya di Papua saat ini merupakan ke-13 kali dan kita bertekad untuk membangun Papua yang lebih maju," ujarnya.
Pada kesempatan itu, presiden meminta seluruh masyarakat Papua memupuk kebersamaan dalam membangun Papua yang lebih maju baik infrastruktur maupun sumber daya manusia.
Simak Video "Video: kala Jokowi Antar Cucu Liburan di Tengah Masa Penyembuhan"
[Gambas:Video 20detik]