Menhub Targetkan 1 Tahun Sulap Terminal Bus Amplas Medan Jadi Modern

Menhub Targetkan 1 Tahun Sulap Terminal Bus Amplas Medan Jadi Modern

Nurcholis Ma - detikFinance
Minggu, 05 Jan 2020 12:23 WIB
Foto: Lisye/detikcom
Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan waktu satu tahun untuk revitalisasi Terminal Bus Tipe A Amplas di Medan. Revitalisasi ini mencakup pembangunan terminal yang lebih nyaman, pengembangan pusat komersial di area terminal, dan sistem penjualan tiket secara online.

"Di masa datang kita ingin angkutan massal seperti bus menjadi angkutan yang utama. Untuk itu terminal Amplas ini harus diperbaiki secara bertahap. Rencana perbaikan adalah satu tahun," kata Budi dalam keterangan tertulis, Minggu (5/1/2020).

Saat meninjau langsung Terminal Amplas pada Sabtu (4/1/2020) itu, Budi mengatakan akan meningkatkan kualitas pelayanan di terminal yang telah diserahkan pengelolaannya kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dari Pemerintah Daerah pada Juli 2019 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kemenhub, kata Budi, melalui Ditjen Perhubungan Darat telah mengalokasikan APBN sebesar Rp 40 miliar untuk melakukan revitalisasi terminal. Selain menggunakan APBN, pengembangan terminal juga akan dilakukan kerja sama dengan pihak swasta.

"Kita nanti akan kerja sama dengan pihak swasta, untuk membuat semacam mall. Jadi terminal lebih bersih, rapi, dan pelayanan ramah. Usul Pak Wagub dibangun juga hotel, jadi orang yang ingin meneruskan perjalanan nantinya bisa istirahat dulu. Intinya, jika kita ingin menjadikan bus sebagai angkutan massal utama, pelayanan kita harus baik dan bus-busnya bagus," tuturnya.

Budi menjelaskan peningkatan kualitas pelayanan dilakukan dengan cara membangun terminal bus yang lebih nyaman, mengembangkan pusat komersial di area terminal, dan mengembangkan sistem penjualan tiket secara online.

"Makanya untuk di Jakarta khususnya, kita menargetkan pada saat lebaran nanti (penjualan tiket bus) sudah online semuanya. Di sini juga sebaiknya dilakukan secara online. Dengan online masyarakat dapat lebih mengatur waktunya," ucap Budi.

"Apabila bus berangkat jam 3, mereka bisa datang ke sini jam 2. Tetapi kalau tidak online, mereka datang lebih awal dan akan menunggu lama karena tidak ada kepastian mendapatkan tiket. Calo pun tidak akan ada lagi. Ini suatu edukasi yang perlu sistematis kita lakukan," jelasnya.

Selain itu, menurut Budi, seiring dengan perbaikan terminal, harus dilakukan penegakkan hukum atau law enforcement agar tidak ada lagi operator bus yang mengangkut penumpang tidak di terminal resmi, seperti di pool PO Bus atau terminal bayangan. Budi ingin pemerintah daerah melakukan law enforcement dan penertiban. Untuk di Medan, secara bertahap bus-bus dipindahkan ke Terminal Amplas sambil terminalnya diperbaiki.


"Jadi mereka (bus) harus ditarik ke sini (Terminal Amplas). Karena makin ramai makin baik, makin banyak yang mau ke sini. Tapi kalau di sini hanya ada bus-bus jelek, sementara bus-bus bagus maunya eksklusif dan tidak mau ke sini kan repot. Dengan bus-bus datang ke sini akan semakin memudahkan masyarakat. Contohnya orang dari Jambi, tapi dia ingin ke Aceh bisa melakukan pergantiannya di sini. Itu bagus," ujar Budi.

Sebagai informasi, Terminal Tipe A Amplas memiliki luas lahan lebih kurang 2,1 hektare. Terminal ini melayani trayek antar kota antar provinsi (AKAP). Terminal ini juga melayani rute ke Bandara Kualanamu. Turut hadir dalam peninjauan menemani Budi yaitu Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah dan Plt. Walikota Medan Akhyar Nasution


(akn/hns)

Hide Ads