Upaya menarik investor ini demi mewujudkan target menjadikan Bandara Kualanamu sebagai international airport hub. Ke depan Kualanamu digadang-gadangkan mampu menyaingi bandara transit dan hub internasional Asia Tenggara seperti bandara Changi di Singapura, Kuala Lumpur International Airport di Malaysia, hingga Suvarnabhumi Airport di Thailand.
"Kami punya target cukup agresif di 2025, ingin tingkatkan posisi KNO jadi international airport hub, sehingga nanti KNO bisa bersaing dengan Changi, Kuala Lumpur, Bangkok dan lainnya," ujar Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin (10/2/2020).
Untuk mewujudkan target tersebut, Awaluddin menyebut pihaknya membutuhkan belanja modal atau capex awal hingga Rp 3 triliun.
"Di awal (capex) Rp 3 triliun, tapi akan kita lihat lagi, bisa saja lebih dari itu, kita tunggu nanti saja," tutur Awaluddin
Bila, para investor yang berminat mengelola Bandara Kualanamu itu mampu menyediakan belanja modal awal sebesar itu, Awaluddin optimistis lalu lintas atau traffic penerbangan internasional dari KNO bisa meningkat hingga 40%-45%.
"Buat kita ini sebagai tantangan untuk meningkatkan traffic internasional, sampai 40%-45%, untuk itu masih harus ada dorongan yang ditingkatkan," tambahnya.
Sejauh ini, menurut Awaluddin, ada 39 perusahaan yang sudah mengirimkan Letter of Interest tersebut antara lain berasal dari Asia Timur, Asia Barat, kawasan Asean hingga Eropa. Di mana, 8 di antaranya merupakan investor dalam negeri.
PT Angkasa Pura II dan para mitra strategis yang terpilih akan menjadi pemegang saham di PT Angkasa Pura Aviasi.
Adapun PT Angkasa Pura Aviasi ini nantinya yang akan mengelola Bandara Internasional Kualanamu dengan masa konsesi 25 tahun.
Di mana komposisi kepemilikan saham di PT Angkasa Pura Aviasi adalah PT Angkasa Pura minimum 51% dan mitra strategis maksimum 49%.
Setelah masa konsesi selesai, maka hak pengelolaan beserta aset yang ada akan sepenuhnya dikembalikan ke PT Angkasa Pura II.
(hns/hns)