Maskapai Xpress Air menggeser rute penerbangan dari Yogyakarta ke Bandara Adi Soemarmo Solo. Hal ini disebabkan karena Xpress Air tak mau mengikuti perpindahan dari Bandara Adisutjipto ke Yogyakarta Internasional Airport di Kulonprogo.
"Iya ini kami pindahkan dari Yogya karena kita tidak mau ikut ke Kulonprogo," kata Sales Marketing and Corporate Supervisor Xpress Air, Irfan Setiawan, usai bertemu dengan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, di Balai Kota, Selasa (18/2/2020).
Alasannya antara lain soal kondisi bandara yang masih baru, sehingga harus lebih mengenal pasarnya. Sementara bandara Solo sudah lama eksis sehingga lebih jelas pasarnya.
"Dari sisi sales marketing belum pernah tahu bandara baru seperti apa. Kalau bandara Solo kan sudah eksis dan ditunjang fasilitas yang ada, jalan tol, kereta bandara," ujarnya.
Sebelumnya di Yogyakarta, Xpress Air melayani lima rute, yakni ke Pontianak, Lampung, Palembang, Samarinda, Banjarmasin. Sementara di Solo, Xpress Air baru melayani tiga rute.
"Sementara baru kita layani tiga penerbangan, Solo-Palembang, Samarinda dan Pontianak. Semuanya penerbangan langsung. Setelah sukses, akan kita buka rute ke Lampung dan Banjarmasin," ujarnya.
Soal harga, Irfan mengatakan tidak ada perbedaan signifikan setelah berpindah dari Yogya ke Solo. Adapun penerbangan akan dimulai dari Solo pada 31 Maret 2020 mendatang.
"Pelayanan kita bertahap, seminggu 3-4 kali untuk satu jurusan. Kalau (okupansi) sudah di atas rata-rata, 80-90 persen, kita buat setiap hari," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Surakarta, Hasta Gunawan, mengatakan adanya rute baru tersebut menjadi tantangan bagi Pemkot Surakarta.
"Ini menjadi tantangan pemkot, bagaimana harus lebih banyak melakukan promosi wisata agar banyak wisatawan masuk ke Solo. Tentu kami akan melakukan kajian terlebih dahulu pasarnya agar nanti lebih tepat sasaran," pungkasnya.
(bai/hns)