Underpass Kemayoran Bolak-balik Banjir, Harus Diapain Nih?

Underpass Kemayoran Bolak-balik Banjir, Harus Diapain Nih?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 24 Feb 2020 05:24 WIB
Banjir Underpass Kemayoran
Underpass Kemayoran Bolak-balik Banjir, Harus Diapain Nih? Foto: Kadek Melda Luxiana/detikcom
Jakarta -

Underpass Kemayoran, Jakarta Pusat kembali tergenang air alias banjir Minggu kemarin (23/2/2020). Ketinggian air mencapai 2,5 meter.

Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko menjelaskan, banjir terjadi karena sejak tahun 1988 sistem drainase di wilayah tersebut belum pernah ditinjau ulang. Sementara, peruntukan lahan di wilayah itu sudah banyak mengalami perubahan, dari pembangunan apartemen dan pemukiman.

"Memang saya sudah jelaskan bahwa dulu, perlu di-review sistem drainese karena sejak tahun 1988 kan, sejak tahun 1988 belum pernah di-review dan peruntukan sudah untuk apartemen, dan tempat tinggal," katanya kepada detikcom, Minggu (23/2/2020).

Menurutnya, karena perubahan peruntukan itu perlu dikaji ulang desain berikut juga sistem drainasenya.

"Dan peruntukan yang beda, desain kapasitas drainase harus di-review termasuk sistemnya. Sistemnya mengalir ke mana," ujarnya.

Lebih lanjut, untuk mengatasi banjir itu pihaknya mengerahkan tiga mobile pump untuk mengatasi banjir di underpass Kemayoran. Dua pompa sudah dalam posisi standby sebelumnya.

Jarot menjelaskan, hujan dengan intensitas tinggi telah terjadi sejak malam. Sejak itu, dua pompa langsung bekerja. Namun, air laut pasang sehingga PUPR menambah pompa air.

"Untuk jaga-jaga kami sudah standby 2 mobile pump dengan kapasitas 4x80 liter per detik. Makanya dengan curah hujan ini kan sejak tadi malam ada berapa jam, 4-5 jam, itu pun elevasi tertinggi 2,4 m. Jadi tadi malam langsung alat kita kerja. Mulai ada tanda menguap dengan 2 itu kerja," katanya.

"Rupanya dalam kerja air pasang naik, air laut naik itu dari laut daerah waduk Kemayoran, dari Sentiong-nya masuk, karena belum ada pintu, tambah pompa. Jadi sudah intensitas tinggi, pasang naik," tambahnya.


Jarot mengatakan, 1 mobile pump terdiri dari dua pompa. Satu pompa mampu menyedot air 80 liter per detik. Itu belum lagi ditambah dengan pompa milik Damkar dan PPK Kemayoran.

"PU standby 2 di sana, tadi pagi kita kirim 1 berarti totalnya 3 mobile pump berarti 6 kali 80 liter per detik itu dari PUPR. Lalu ada Damkar dan Kemayoran," jelasnya.


Bagaimana strategi ke depan?

Jarot melanjutkan, pihaknya tengah menyusun rencana jangka panjang untuk mengatasi banjir di underpass Kemayoran. Dia mengatakan, akan menyediakan pompa di kawasan Sentiong untuk menarik air dari Kemayoran.

"Kita ada rencana program pompa Sentiong, itu kan kurang lebih 2 tahun, ini masih proses rencana pembiayaan. Jadi nanti insyaallah April ini sudah tender selama 2 tahun. Nah itu nanti kalau pompa Sentiong sudah ada, kesedot ke sana, dengan kapasitas 50 m3 per detik, sehingga kawasan Kemayoran ini bisa kesedot," jelasnya.

Selanjutnya, sistem drainase di kawasan itu akan diubah. Sistem drainase itu saat ini sedang dalam kajian oleh kementerian yang dipimpin Basuki Hadimuljono tersebut.

"Sedangkan untuk review sistem drainase sekarang mulai pengukuran, itu dibantu Puslitbang Air," tambahnya.

Jarot belum bisa memastikan kapan kajian untuk penanganan banjir underpass Kemayoran itu rampung. Yang pasti, untuk saat ini baru bisa dilakukan penanganan darurat untuk atasi banjir.


"Karena review desain itu nanti sistem drainase mau diubah sudah tidak sesuai lagi, ya kan memerlukan waktu. Lalu nanti kita ya, kalau Maret ini kita penanganan darurat ya mobile pump," jelasnya.

"Kalau untuk yang permanen review dulu, lalu termasuk program jangka menengah lah termasuk pompa Sentiong itu. Nanti itu ditambah lagi pompa-pompa di pinggir Sentiong untuk menyerap kawasan 1.250 ha di Kemayoran itu. Jadi harus nunggu saja, nggak tau mungkin 3-4 bulan di-review, nanti kita kerjakan insya Allah tahun ini sudah mulai termasuk yang Sentiong," paparnya.


Hide Ads