Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia kecewa lantaran selama ini proyek pembangunan jalan selalu digarap oleh BUMN hingga anak dan cucu perusahaannya.
Bahkan, kata Bahlil, untuk pengadaan bahan baku pembangunan seperti pasir dan semen juga diborong semua anak cucu BUMN. Sedangkan, swasta malah tak dilibatkan sama sekali.
"Dulu waktu saya jadi pengusaha, BUMN atau siapapun yang memenangkan konsesi untuk pembangunan jalan itu jarang sekali melibatkan pengusaha-pengusaha daerah. Kadang-kadang pasirnya pun semennya pun diambil semua oleh anak cucu perusahaan itu (BUMN), ini kita fair-fair saja," ujar Bahlil dalam acara Market Sounding Proyek KPBU di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (11/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia meminta seluruh perusahaan BUMN untuk bisa melibatkan pengusaha daerah apalagi bila bahan baku yang dibutuhkan sudah tersedia di daerah tersebut.
"BUMN harus menjadi lokomotif pembangunan ekonomi untuk menarik adik-adik kita di daerah supaya besar sama-sama. Kalau bisa pasirnya, material lokal yang bisa diambil di situ, kasi pada pengusaha di situ, supaya mereka juga bisa punya rasa manfaat kehadiran investasi di wilayah mereka," sambungnya.
Bahlil berharap aksi borong proyek oleh anak cucu BUMN itu tidak terulang kembali di masa mendatang. Sehingga, pemerataan pertumbuhan ekonomi bisa segera terasa hingga ke pelosok daerah.
"Kami sudah bersepakat dengan Menteri PUPR atas arahan bapak Presiden agar siapapun pemenang dalam melaksanakan kegiatan ini (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha/ KPBU Pembangunan Jalan) wajib menggandeng pengusaha-pengusaha (swasta) lokal (daerah) yang memenuhi syarat. Jangan lagi main sendiri-sendiri! Jangan (proyek) dikuasai oleh satu kelompok tertentu tapi harus ada pemerataan! Sebab pemerataan pertumbuhan itu jauh lebih penting," pungkasnya.
(fdl/fdl)