Kembali ke RI, TKI Diajak Garap Proyek Infrastruktur

Kembali ke RI, TKI Diajak Garap Proyek Infrastruktur

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 13 Apr 2020 19:05 WIB
Petugas Karantina Kemenkes memeriksa surat kesehatan kewaspadaan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia  saat tiba di Bandara Internasional Kualanamu Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Kamis (9/4/2020). Sebanyak 134 orang TKI yang terdampak lockdown atau karantina wilayah COVID-19 di Malaysia tersebut selanjutnya akan mengikuti proses karantina di bawah pengawasan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumut sebelum dipulangkan ke daerah asal mereka masing-masing. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/nz
TKI dari Malaysia/Foto: ANTARA FOTO/SEPTIANDA PERDANA
Jakarta -

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sedang bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk melakukan pendataan para tenaga kerja Indonesia alias TKI yang baru pulang dari luar negeri.

Nantinya TKI yang kebanyakan baru pulang dari Malaysia ini diarahkan untuk bekerja dan mendapatkan upah lewat program padat karya tunai Kementerian PUPR.

"Kami juga kerja sama dengan Kemenlu, kami akan data PMI (pekerja migran Indonesia) yang baru pulang dari Malaysia kita identifikasi dari mana saja asalnya," kata Basuki lewat rilis video BNPB, Senin (13/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah didata dan sudah melewati masa isolasi mandiri, para TKI yang mayoritas kehilangan pekerjaan ini akan diarahkan untuk bekerja sementara lewat program padat karya tunai.

"Jadi setelah isolasi mandiri dia bisa bekerja di padat karya yang sudah kita siapkan di daerahnya tinggal," kata Basuki.

ADVERTISEMENT

Lewat program padat karya tunai ini, masyarakat akan dipekerjakan di berbagai proyek. Mulai dari pembangunan irigasi, pembangunan pisew, pelaksanaan program kota tanpa kumuh, dan lain sebagainya.

Kementerian PUPR sendiri sudah menyiapkan Rp 10,22 triliun untuk membiayai program padat karya ini. Uang tersebut diambil dari dana realokasi Kementerian PUPR sebesar Rp 36,19 triliun.




(ara/ara)

Hide Ads