Ekonom senior sekaligus mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri menilai pemerintah bisa menunda pembangunan ibu kota baru agar bisa fokus menangani pandemi COVID-19.
Hal itu sebaiknya dilakukan karena dana yang dibutuhkan untuk penanganan virus Corona tidak sedikit. Dengan demikian maka angggaran yang ada bisa diprioritaskan untuk penanganan isu tersebut.
"Misalnya ibu kota baru, kan bisa di-delay itu. Jadi prioritasisasi budget bisa dilakukan," kata dia dikutip detikcom dari siaran CNBC Indonesia TV, Senin (4/5/2020).
Pembangunan infrastruktur, menurutnya juga bisa dilakukan secara multiyears, bukan disetop tapi diperpanjang waktunya.
"Saya nggak mengatakan infrastrukturnya disetop, dibikin saja multiyears tahun depan," sebutnya.
Dia juga menilai refocusing anggaran pemerintah masih bisa dioptimalkan untuk penanganan virus Corona. Misalnya anggaran perjalanan dinas yang sudah dipangkas dari Rp 43 triliun menjadi Rp 25 triliun.
Dia menilai anggaran tersebut bisa dipangkas lagi hingga tinggal menyisakan 5%. Sebab di tengah pandemi COVID-19 ini tidak akan banyak dilakukan perjalanan dinas.
"Saya lihat misalnya prioritasi budget masih bisa dilakukan. Saya kasih contoh, itu anggaran untuk perjalanan dinas kan Rp 43 triliun, sudah dipotong jadi Rp 25 triliun. Tapi dalam kondisi PSBB kan orang nggak terbang, nggak jalan, Bikin saja sisa tinggal 5%. Jadi masih ada uang-uang yang mungkin masih bisa digunakan," tambahnya.
Dirinya juga mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan masyarakat rentan miskin yang terdampak COVID-19. Lanjut di halaman berikutnya.
Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]