Jakarta -
Pemerintah memiliki utang kepada BUMN Karya. BUMN Karya itu di antaranya PT Hutama Karya (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Besaran utang berbeda-beda. Sebab, pemerintah juga bertahap membayar utang-utang tersebut. Berikut fakta-faktanya:
1. Total utang
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manajemen PT Hutama Karya (Persero) mengungkapkan dana talangan perusahaan yang belum dibayar pemerintah sebesar Rp 1,88 triliun. Demikian disampaikan Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto dalam rapat dengan Komisi VI, Jakarta, Rabu (1/7/2020).
"Hutama Karya sampai saat ini masih ada sisa belum terbayar Rp 1,88 triliun," katanya.
Sementara, utang pemerintah ke Wijaya Karya masih tersisa Rp 59,9 miliar.
"Sampai dengan Juni kita masih terdapat kekurangan pengembalian dana Rp 59,9 miliar kalau dibanding Hutama dan Waskita kami paling kecil," kata Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito.
Lalu, untuk Waskita Karya khusus untuk pengadaan lahan tol sebesar Rp 3,71 triliun.
"Outstanding dana talangan jalan tol Rp 3,71 triliun di mana kepemilikan Waskita ada mayoritas BUJT Rp 2,76 triliun dan minoritas Rp 0,95 triliun," ujar Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono.
2. Utang untuk pengadaan lahan
Pemerintah utang ke BUMN lantaran pengadaan lahan khususnya untuk tol ditanggung dulu oleh perusahaan. Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan, dana talangan itu sejak tahun 2016.
Dana yang dikeluarkan untuk pembebasan lahan ini senilai Rp 8,01 triliun. Kemudian yang sudah dibayar sebanyak Rp 6,13 triliun.
"Ini adalah dana talangan sejak 2016, 2017, 2018, 2019 2020. Jadi sudah ulang tahun kelima," terangnya.
Sementara, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito. Dana talangan sendiri dikeluarkan perusahaan untuk pembebasan lahan Tol Serang-Panimbang.
Ia mengatakan, perusahaan menalangi dana pembebasan lahan dengan total Rp 1,27 triliun.
"Kami hanya mengelola satu jalan Tol Serang Panimbang sampai dengan Juni 2020 total dana talangan tanah yang sudah kami keluarkan Rp 1,27 triliun untuk pembebasan lahan proyek Tol Serang Panimbang," katanya.
3. Progres tol
Proyek Tol Serang-Panimbang terus dikebut. Seksi I tol ini Serang-Rangkasbitung ditargetkan operasi pertengahan tahun depan.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menjelaskan, tol ini memiliki total panjang 83 kilometer (km). Dari total itu, sepanjang 50 km digarap Wijaya Karya dan sisanya 33 km oleh pemerintah.
"Lahan sudah hampir selesai, lahan itu totalnya sudah dari Serang sampai Lebak sudah 90%, tapi tinggal arah Pandeglang itu masih 70%. Permasalahannya yang kita adalah yang 50 km kita sudah kerjakan," ujarnya.
"Seksi I Serang sampai Cileles progres sudah 71%, dan akan mulai operasikan tahun depan pertengahan 2021 untuk Seksi 1 dari Serang sampai Rangkas," tambahnya.
Sementara, dia mengatakan, tol yang menjadi jatah pemerintah atau di Seksi III belum mulai. Dia bilang, Seksi II akan dikerjakan bersamaan dengan Seksi III sehingga bisa lebih efektif.
"Yang VGF ini belum mulai yang 33 km, yang porsinya PUPR, sehingga kalau kami yang Seksi II yang tengah kita mulai sementara Seksi III kita belum mulai tidak efektif. Sehingga kami akan mulai Seksi II kita setelah VGF ditentukan sehingga akan berbarengan Seksi II dan III. Lahan tidak masalah, masalahnya itu saja," paparnya.
Simak Video "Video: Pria di Lubuklinggau Tewas Dibacok Gara-gara Masalah Utang"
[Gambas:Video 20detik]