Asing akan Ikut Kelola Pelabuhan Terbesar RI, Menhub: Kita yang Mayoritas

Asing akan Ikut Kelola Pelabuhan Terbesar RI, Menhub: Kita yang Mayoritas

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 22 Sep 2020 13:05 WIB
Pemerintah sedang membagun pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat. Intip yuk proyeknya.
Foto: Wijaya Karya
Jakarta -

Pelabuhan Patimban disebut-sebut akan menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia. Jika beroperasi secara penuh nanti di 2023 total kapasitasnya bisa menampung peti kemas lebih dari 14 juta teus.

Pelabuhan Patimban memakan lahan sebesar 369 hektare (ha) dan backup area mencapai 345,2 ha. Untuk tahap awal yang rencananya beroperasi di November atau Desember tahun ini dioperasikan pelabuhan dengan kapasitas lebih dari 7 juta teus.

"Ini menjadi pelabuhan terbesar, karena besar dari tahap pertama ini adalah untuk 7 juta teus, dan itu bisa dikembangkan sampai 14 juta teus," kata Menteri Perhubungan Budi Karya dalam konferensi pers virtual, Selasa (22/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengejar target soft opening akhir tahun ini, pemerintah akan menentukan operatornya. Nantinya operator yang akan mengelola pelabuhan ini berasal dari domestik dan asing. Namun Budi menegaskan pihak asing akan menjadi minoritas.

"Dengan melakukan suatu koordinasi untuk penunjukan operator, dimana operator ini Insya Allah akan dikerjasamakan dalam dan luar negeri, tentu kita yang mayoritas," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Budi menjelaskan total investasi dari proyek pembangunan Pelabuhan Patimban mencapai Rp 43,2 triliun. Untuk tahap satu sudah dilakukan sebesar Rp 14 triliun yang dananya berasal dari APBN dan pinjaman dari JICA (Japan International Cooperation Agency).

"Kita harapkan selesai tahun 2021. Diikuti nanti 2021 ke 2023 untuk tahap berikutnya sebanyak Rp 9,5 triliun. Sedangkan lainnya, tahap 3 dan 4 adalah kawasan-kawasan yang kita harapkan sebagai kawasan KPBU. Artinya kita akan lelangkan tempat-tempat itu dan ada satu kesempatan bagi swasta untuk berkiprah di sana dan kita tidak akan menggunakan APBN lagi," tutupnya.




(das/zlf)

Hide Ads