Disebut Jalan Rawan Begal, Begini Asal-usul Tol Trans Sumatera

Disebut Jalan Rawan Begal, Begini Asal-usul Tol Trans Sumatera

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 29 Nov 2020 14:12 WIB
Pembangunan Tol Trans Sumatera terus berlangsung. Tol ini dibangun dari Lampung hingga Aceh
Foto: Dok. PT Hutama Karya (Persero)
Jakarta -

Jalan Tol Trans Sumatera belakangan ini disebut rawan aksi kejahatan dan tindak kriminal seperti begal dan pelanggaran tata tertib. Hal itu dikarenakan beberapa ruas tol yang sudah dioperasikan masih sepi.

Menarik untuk diketahui, bagaimana sejarah pembangunan proyek tol yang menghubungkan Lampung hingga Aceh ini?

Jalan Tol Trans Sumatera ini dikembangkan oleh PT Hutama Karya/HK (Persero). Executive Vice President HK, Muhammad Fauzan mengatakan jalan tol ini akan menghubungkan Lampung dan Aceh melalui 24 ruas jalan berbeda. Panjang keseluruhan mencapai 2.829 km.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penugasan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dari Aceh-Lampung sepanjang 2.829 km," kata Fauzan kepada detikcom, Minggu (29/11/2020).

Jalan tol ini pertama kali digagas sejak 2014 saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Diresmikannya pembangunan jalan tol ini pertama kali dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian saat itu yang dijabat oleh Chairul Tanjung.

ADVERTISEMENT

Namun pembangunan Tol Trans Sumatera baru mulai dikebut pada 2015 atas perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu tertuang dalam Peraturan Presiden (PP) Nomor 100 Tahun 2014 yang kemudian diubah dengan PP Nomor 117 Tahun 2015.

HK diperkirakan memerlukan biaya investasi senilai Rp 476 triliun untuk menyelesaikan pembangunan ini. Pemerintah dalam hal ini memberikan fasilitas berupa penyertaan modal negara (PMN) dan juga penjaminan dari bond dan obligasi yang dilakukan oleh HK.

Saat ini, HK sudah memiliki sumber pembiayaan dari PMN, penerusan pinjaman dari pemerintah atau two step loan, obligasi yang dijamin pemerintah, pinjaman dari lembaga keuangan termasuk institusi multilateral yang dijamin oleh pemerintah, pinjaman dari lembaga pembiayaan pemerintah seperti PT SMI, dan sumber dana lainnya yang bisa didapatkan Perseroan sesuai ketentuan perundangan.

Fauzan menyebut saat ini ruas yang telah dioperasikan sepanjang 513 km. Sedangkan yang sedang dalam tahap pembangunan selanjutnya yakni 643 km.

"Saat ini kami telah mengoperasikan 7 ruas sepanjang 513 km dan yang sedang konstruksi sepanjang 643 km," ucapnya.

Awalnya Jalan Tol Trans Sumatera ditargetkan akan beroperasi penuh pada 2024. Namun kemungkinan target tersebut akan molor sampai dua tahun ke depan karena ada pandemi virus Corona (COVID-19).

"Untuk Trans Sumatera memang saat ini ada beberapa ruas yang perlu kita selesaikan untuk 11 ruas utama. Diharapkan backbone-nya bisa tercapai pada 2024 atau mungkin terlambat 1-2 tahun karena kondisi COVID-19 yang memang tekanan keuangan yang berat pada pengembangannya yaitu HK," ujar Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN), Kartika Wirjoatmodjo dalam acara HSBC Economic Forum, Rabu (16/9/2020).

(zlf/zlf)

Hide Ads