Usai diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin, Bendungan Tukul karya kontraktor BUMN PT Brantas Abipraya (Persero) ini siap digunakan untuk irigasi, sumber air baku, dan pengendalian banjir. Menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), bendungan ini terletak di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
"Bendungan ini dibangun dengan tipe urugan zonal dengan inti kedap air, diharapkan dapat mengairi irigasi seluas 600 hektare," ucap Direktur Utama Brantas Abipraya, Bambang E. Marsono dalam keterangan tertulis, Senin (15/2/2021).
Bambang menjelaskan panjang bendungan yang mulai dibangun tahun 2013 ini adalah 233 meter, dengan lebar puncak bendungan 10 meter dan tinggi bendungan 70,3 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merupakan wujud komitmen Brantas Abipraya sebagai BUMN yang selalu ada untuk Indonesia. Semoga pembangunan bendungan berskala besar di Pacitan ini dapat memberikan manfaat berlimpah untuk masyarakat, memperkuat ketahanan pangan serta dapat mendorong perekonomian di Pacitan," tutup Bambang.
Kapasitasnya yang mencapai 8,7 juta meter kubik ini dapat bermanfaat sebagai penyedia air baku sebesar 300 liter per detik, reduksi banjir sebesar 42,21 M kubik/detik, dan dapat menjadi penghasil listrik sebesar 2Γ132 kilowatt. Lalu dapat untuk konservasi sumber daya air dan pariwisata.
Sebelumnya, peresmian Bendungan Tukul ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti oleh Presiden Joko Widodo. Di hari itu Jokowi didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa.
Sebagai informasi tambahan, pada September 2020 lalu (1/9) bendungan ini telah resmi memulai pengisian awal. Pengisian air bendungan tukul ditandai dengan penutupan pintu terowongan pengelak oleh Bupati Pacitan, Indartato bersama dengan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Agus Rudianto, Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR Airlangga Marjono serta Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur M Abduh M Mattaliti.
(mul/ega)