Setelah itu, Salusra mengatakan penghematan biaya bisa dilakukan. Meski pembengkakan tetap terjadi, namun jumlahnya tidak besar. Dari awalnya biaya proyek sebesar US$ 6.07 miliar kini hanya mengalami penambahan sekitar US$ 1,9 miliar. Bila ditotal biaya proyek menjadi hampir US$ 8 miliar.
Lalu apa saja yang jadi biang kerok pembengkakan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung? Menurut Salusra pembengkakan paling banyak terjadi pada pembebasan lahan dan biaya konstruksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam paparannya, kenaikan biaya konstruksi terjadi dengan perkiraan sebesar US$ 600 juta-1,25 miliar, dan kenaikan pembebasan lahan mencapai US$ 300 juta.
"Ini memang tough sekali, karena jalurnya banyak dan luas. Masalah lahan juga melewati daerah komersial, bahkan ada kawasan industri yang direlokasi dan ini costly (mahal) sekali untuk penggantiannya," papar Salusra.
Kemudian ada kenaikan biaya keuangan mencapai US$ 200 juta, dia menyatakan kenaikan ini terjadi karena beban interest during construction yang besar karena keterlambatan proyek.
Kenaikan biaya juga terjadi untuk biaya pra-operasi dan head office sebesar US$ 200 juta. Kenaikan terjadi disebabkan kenaikan biaya konsultan keuangan, pajak, dan hukum. Di sisi lain keterlambatan proyek membuat biaya operasional keseharian proyek ikut naik.
Lalu yang terakhir ada juga biaya untuk keperluan lainnya yang naik mencapai US$ 50 juta. Paling dominan digunakan untuk biaya keperluan sinyal yang bekerja sama dengan Telkomsel.
(hal/eds)