Pemilihan Desa Wadas sebagai lokasi yang bakal dijadikan sumber batu andesit untuk kebutuhan urukan Bendungan Bener, Purworejo, Jawa Tengah menuai polemik.
Sebenarnya, bagaimana sih kajian sampai bisa terpilih lokasi ini?
Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mengungkapkan pengkajian atau investigasi andesit di Desa Wadas sudah dilakukan sejak tahun 2000-an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan hal ini karena berdasarkan hasil investigasi merupakan yang paling sesuai dengan bendungan Bener.
"Kalau andesit dari sisi teknis, syarat, volume dan jarak itu paling pas (di Wadas)," kata Airlangga kepada detikcom, Rabu (16/2/2022).
Dia mengungkapkan dengan adanya penolakan dari warga, pemerintah berupaya untuk melakukan pembicaraan dengan warga.
"Kita berusaha kasih pemahaman ke masyarakat untuk kepentingan pemanfaatan yang lebih besar untuk bendungan," ujar dia.
Berdasarkan data Kementerian PUPR ada 579 bidang tanah di Desa Wadas yang jadi target pembebasan lahan untuk tambang batu andesit. Jarot menjelaskan ada 346 pemilik bidang tanah setuju untuk membebaskan lahannya untuk pertambangan andesit.
Sementara itu, 94 pemilik menolak mentah-mentah tawaran pembebasan tanah. Sisanya, masih ragu-ragu apakah akan memberikan tanahnya atau tidak. Pengukuran tanah untuk dibebaskan hanya dilakukan pada bidang tanah yang disetujui pemiliknya untuk dibebaskan.
Jarak antara Desa Wadas dengan lokasi utama proyek sendiri jaraknya sekitar 10-11 kilometer (km). Ada dua bagian area pada lokasi utama proyek, yaitu area genangan dan area tubuh bendungan. Pembebasan lahan di area utama proyek sudah mencapai 85%.
Simak juga video 'Nasir Djamil Nilai Pemerintah Beda Teori-Praktik soal Wadas':