Kemenhub Belum Beri Lampu Hijau
Kementerian Perhubungan sendiri menyatakan saat ini belum memberikan lampu hijau pada skema yang ditetapkan KAI untuk penarifan LRT Jabodebek. Juru bicara Kemenhub Adita Irawati menyatakan usulan KAI masih dikaji Ditjen Perkeretaapian. Studi kelayakan pun sedang dilakukan untuk skema yang diusulkan KAI.
"Usulannya sedang dikaji oleh Ditjen Perkeretaapian, sedang dilakukan studi kelayakan," kata Adita kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali ke Joni, KAI saat ini masih terus melakukan pengujian-pengujian termasuk persinyalan dan integrasi antara On Board Control Unit (OBCU) yang ada di kereta dengan Train Control Management System yang ada di prasarana. Nantinya, keduanya dikontrol secara terpusat melalui Operation Control Center.
KAI juga tengah mempersiapkan 18 stasiun LRT Jabodebek yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya.
"Ke-18 stasiun tersebut saat ini sedang dalam tahap pemasangan sistem ticketing dan fasilitas yang ada di stasiun seperti lift, eskalator, tangga manual, toilet, PSD (Platform Screen Door), announcer di stasiun dan di dalam kereta otomatis yang dikendalikan dari pusat, hingga ruang pemeriksaan kesehatan untuk menunjang kenyamanan pelanggan," papar Joni.
Sampai dengan akhir Januari 2022, total progres proyek LRT Jabodebek mencapai 79,54%. Saat ini sedang dilakukan Test & Commisioning LRT Jabodebek dilanjutkan dengan trial run GoA 3 mulai 21 Juni 2022.
"LRT Jabodebek ditargetkan akan beroperasi melayani masyarakat pada Agustus 2022," ujar Joni.
(hal/ara)