Komisi V DPR mencatat, infrastruktur desa yang berhasil dibangun di era Jokowi, antara lain 1.597.539 meter jembatan, 1.474.544 unit air bersih desa, 501.054 unit irigasi desa, 12.297 pasar desa, dan 42.357 posyandu. Lasarus mengatakan, program-program pembangunan di era SBY dan Jokowi sangat berbeda jauh.
"Saya jadi pimpinan Komisi V DPR sudah lama, sudah 15 tahun. Jadi saya tahu dari masa ke masa bagaimana pemerintah menyusun program dan anggaran. Di situ bisa terlihat seperti apa kebijakannya," papar Lasarus.
Banyak pakar yang menyatakan, pencapaian pembangunan di era Jokowi melampaui pembangunan infrastruktur pemerintahan Indonesia lainnya. Lasarus menegaskan, pembangunan infrastruktur pada era pemerintahan Jokowi berjalan 'on the track' dan itu terlihat bagaimana dalam survei-survei kepuasan publik sangat besar kepada Jokowi, khususnya di bidang pembangunan infrastruktur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau rakyat lebih happy dipimpin Pak Jokowi dibanding SBY, itu karena mereka yang merasakan. Jadi jangan keki," tuturnya.
"Presiden Jokowi benar-benar membangun dari pinggiran, dan semua merasakan keberhasilannya, dari orang kota sampai orang-orang di pelosok desa," lanjut Lasarus.
Ketua DPD PDIP Kalbar ini pun memperkirakan Demokrat merasa iri dengan keberhasilan Presiden Jokowi sehingga membuat narasi-narasi buruk. Bukan hanya soal pembangunan, tapi juga isu-isu lainnya.
Lasarus menyoroti pernyataan SBY yang menuding akan terjadi kecurangan di Pemilu 2024. Ia meminta SBY berkaca terlebih dahulu sebelum berbicara.
"SBY kebiasaan menembak dari atas kuda dengan mata tertutup dan akhirnya buat keramaian. Ini preseden yang nggak baik sebagai mantan presiden, apalagi suka mengklaim keberhasilan orang lain," ucapnya.
"Apa yang dilakukan SBY membuat dirinya semakin tampak tidak terhormat di mata publik," tutup Lasarus.
(hns/hns)