Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Mau Dibangun, KCIC: Kita Fokus JKT-BDG Dulu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Mau Dibangun, KCIC: Kita Fokus JKT-BDG Dulu

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 30 Okt 2022 12:30 WIB
ANYANG, CHINA - APRIL 6, 2022 - Aerial photo show a high-speed railway comprehensive inspection train, which will be exported to Indonesia, passes by on the Jinan-Zhengzhou High-speed Railway in Anyang, Henan Province, China, April 6, 2022. This is the first run of this type of train in China. The Jakarta-Bandung high-speed Railway (JAKarta-Bandung High-Speed Railway) is a high-speed Railway connecting the Greater Jakarta metropolitan area of the Republic of Indonesia with West Java province. It is the first high-speed Railway in Southeast Asia and will be operational in June 2023. The high-speed railway comprehensive inspection train, as an essential and important technical equipment to ensure the safety of high-speed railway line operation, also travels at 350 kilometers per hour. It is used to detect train track condition, measure current and overhead power, test or check communication and signal network and even wheel to track dynamics, etc. It will play a key role in the joint commissioning and trial of jakarta-Bandung high-speed railway and infrastructure maintenance. The Jakarta-Bandung high-speed Railway is a link between Chinas Belt and Road Initiative and Indonesias Ocean Fulcrum Strategy. It is a landmark project of practical cooperation between China and Indonesia and also a national strategic project of Indonesia. It connects the capital Jakarta and the fourth largest city Bandung with a length of 142 kilometers and a maximum design speed of 350 kilometers. When completed, the travel time between Jakarta and Bandung will be reduced from more than three hours to 40 minutes. (Photo credit should read Costfoto/Future Publishing via Getty Images)
Kereta Cepat/Foto: Costfoto/Future Publishing/Getty Images
Jakarta -

Pemerintah berencana melanjutkan proyek kereta cepat hingga Surabaya. Dengan hadirnya kereta cepat ini, Jakarta ke Surabaya bisa ditempuh dalam waktu 4 jam.

Saat ini, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tengah dikebut penyelesaiannya oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Lantas, apa kata KCIC soal proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya ini?

GM Corporate Secretary PT KCIC Rahadian Ratry mengakui, rencana pengembangan trase memang ada. Namun, pihaknya masih fokus untuk menyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rencana pengembangan trase memang ada, namun hingga saat ini fokus kami adalah penyelesaian konstruksi dan persiapan operasional KCJB di tahun 2023," katanya kepada detikcom, Minggu (30/10/2022).

Rencana pembangunan proyek kereta Jakarta-Surabaya sebelumnya diungkap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Badi Karya menyampaikan, dengan hadirnya kereta cepat maka Jakarta-Surabaya bisa ditempuh dalam waktu 4 jam.

ADVERTISEMENT

Perencanaan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya ini sendiri tengah disusun. Rencananya, kereta cepat Jakarta-Surabaya akan melintasi sejumlah kota.

"Kita kawal bener kereta cepat ini. Konsep perencanaannya sedang dilaksanakan sama-sama, karena nggak mungkin tanpa PU kita jalanin. Jadi rencana itu Jakarta, Karawang, Bandung, Kertajati, Purwokerto terus Jogja, Solo, Madiun, Surabaya 4 jam," jelasnya dalam acara Seminar Nasional 'Sustainable Smart Transportation', Kamis (27/10/2022) lalu.

Rencana pembangunan ini juga dibenarkan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Bahkan, Luhut memberikan kode keras dengan mengatakan jika sudah nyaman kenapa harus ganti untuk investor yang akan menggarap proyek tersebut.

Sebagai informasi, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sekarang berjalan digarap PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Mengutip situs resmi KCIC, perusahaan ini merupakan patungan antara konsorsium BUMN melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian China melalui Beijing Yawan HSR Co Ltd, dengan bisnis utama di sektor transportasi publik dengan skema business to business (B2B).

"Ya nanti kita lihat saja. Kalau sudah nyaman dengan ini ngapain ganti-ganti. Kan ganti-ganti istri juga nggak mau," kata Luhut.




(acd/zlf)

Hide Ads