Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Jembatan Kaca Seruni Point di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur. Kini, pembangunannya sudah 100% tuntas.
Saat ini pemerintah tengah melakukan uji beban (loading test) pada Jembatan Kaca Seruni Point (prototype) untuk menguji performa struktur dan keamanan jembatan, sehingga memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi wisatawan setelah dioperasikan nanti.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu, baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, serta perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kepala Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur (BGTS) Kementerian PUPR, Fahmi Aldiamar mengatakan, loading test pada jembatan ini dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen untuk mendapatkan data performa struktur dan kawat-kawat baja pada jembatan.
Untuk loading test-nya sendiri, dilakukan menggunakan karung berisi pasir seberat 70 kg atau merepresentasikan berat satu orang dewasa. Karung-karung tersebut diletakkan di lantai jembatan dengan jarak masing-masing 75 cm dengan total berat 7 ton atau setara dengan 100 orang. Berat tersebut hanya 10% dari desain daya tahan jembatan.
"Siklus dalam melakukan uji beban jembatan kaca, pertama dilakukan dengan berat beban 0%. Kedua, pengujian dengan menggunakan berat beban 50%, ketiga dilakukan pengujian dengan berat beban 100%. Selanjutnya pengujian kembali dengan berat beban 50% dan yang terakhir pengujian dengan berat beban 0 %," terang Fahmi, dikutip melalui keterangan resminya, Sabtu (17/12/2022).
Salah satu instrumen yang digunakan yaitu Total Station (TS) untuk mengukur displacement atau pergeseran titik ukur saat jembatan dilewati beban manusia. Selain pergeseran titik, Fahmi mengatakan, loading test juga dilakukan untuk mengukur performa kabel-kabel baja penopang dan frame baja jembatan.
Sementara untuk mengukur frekuensi struktur dan regangan kabel, BGTS menggunakan alat accelerometer dan strain gauge. Kemudian untuk pengetesan kekuatan kaca, telah dilakukan uji laboratorium milik BGTS di Bandung, Jawa Barat.
Menurut Fahmi, dari hasil ujinya, kaca laminated tempered yang digunakan sudah sangat kuat. Saat terjadi kerusakan, Fahmi menyebut, kaca tidak akan langsung pecah berkeping-keping melainkan jadi pecahan berbentuk kubus-kubus kaca.
Perlu diketahui, Jembatan Kaca Seruni Point ini membentang sepanjang 120 m dan terletak di atas jurang dengan kedalaman sekitar 80 m. Lebar jembatan ada yang mencapai 1,8 m dan ada pula yang 3 m.
Jembatan gantung pejalan kaki (suspended cable) ini memiliki struktur lantai/deck berupa kaca pengaman berlapis (laminated glass), dengan ketebalan masing-masing 12 mm dan direkatkan menggunakan lapisan vinyl interlayer.
Jembatan ini menghubungkan Terminal Wisata Seruni Point dengan Shuttle Area dengan pemandangan Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru. Kehadiran jembatan ini diharapkan dapat menjadi destinasi wisata adrenalin dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke KSPN Bromo-Tengger-Semeru.
(eds/eds)