Begini Progres Proyek Tanggul Laut Raksasa yang Disinggung Jokowi

Begini Progres Proyek Tanggul Laut Raksasa yang Disinggung Jokowi

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 29 Des 2022 12:30 WIB
Ibu kota Jakarta membutuhkan giant sea wall atau tanggul laut raksasa untuk mencegah terjadinya banjir rob.
Ilustrasi tanggul laut raksasa (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall) segera dimulai. Menurut Jokowi, tanggul laut merupakan proyek untuk mencegah banjir rob. Lalu, bagaimana progres pembangunan tanggul penahan banjir di Jakarta saat ini?

Direktur Sungai dan Pantai Kementerian PUPR Bob Arthur Lambogia menjelaskan, pembangunan tanggul di Jakarta diawali pada tahun 2020 yang ditandai dengan perjanjian kerja sama dengan pemerintah daerah Jakarta. Kementerian PUPR mendapat jatah pembangunan 11 km untuk tanggul pantai yang perlu dilakukan penanganan.

Sementara, pemda DKI mendapat jatah sekitar 22 km. Dia bilang, Kementerian PUPR telah melaksanakan pembangunan sepanjang 3,7 km.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari tugas kami yang 11 km, 2020 sampai 2022 kami sudah mengerjakan 3,7 km yang di Kalibaru, Muara Baru, Kali Ancol, dan di daerah Cakung drain," katanya kepada detikcom, Kamis (29/12/2022).

Sisanya sepanjang 7,3 km akan dikerjakan hingga 2024. Dia mengatakan, sebagian kontrak untuk proyek ini baru saja diteken.

ADVERTISEMENT

"Barusan kita tanda tangan kontrak untuk 2022, tapi kita akan full mulai 2023 sampai 2024 kita tuntas ya, total kita sekitar 11 km yang kita kerjakan. Di daerah Kalibaru, Cengkareng drain, Cakung drain, Kalidadap dan Muara Baru," jelasnya.

Lanjutnya, pembangunan yang dilakukan Kementerian PUPR menerapkan sistem klaster. Jadi, tidak hanya tanggul namun juga dilengkapi dengan collector drain hingga kolam retensi.

"Kalau di Kalibaru kita bangun di situ panjang tanggul 3,2 km. Kita bangun satu kolam retensi, kemudian ada collector drain, ada mini polder, ada pintu air dan kita pasang pompa. Nah daerah itu sudah berfungsi di daerah Cilincing," jelasnya.

Terkait tanggul laut, Bob menuturkan, masih dalam pra desain. Menurut Bob, tanggul ini terintegrasi dengan jalan.

"Itu bangunnya di daerah lepas pantai, di daerah offshore, itu tanggul yang terintegrasi dengan jalan. Konstruksinya, nanti untuk pra desainnya dengan timbunan kaya bikin bendungan ya modelnya, timbunan batu-batu dan timbunan material, karena atasnya dibangunkan jalan. Itu yang baru pra desain," ujarnya.

Menurut Bob, pembangunan tanggul laut itu merupakan rencana ke depan jika penurunan muka di daerah pesisir Jakarta tak bisa teratasi. Pra desain ini dikerjakan Kementerian PUPR dengan melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

"Jadi pra desain ada Bappenas, dari PU yang bikin bersama dengan Bappenas ikut pembahasan itu. Ada bantuan kan, ada grand bilateral bersama Korea, Belanda dan Indonesia merencanakan itu, tapi masih tahap pra desain," jelasnya.

Meski demikian, dia menuturkan, tanggul yang dibangun saat ini sudah cukup tinggi.

"Kalau yang kita bangun tanggul sekarang, misalnya tanah turun terus. Tanggul yang kita bangun sudah cukup besar, sudah dikategorikan sangat tinggi, kita membangun elevasi 4,8 meter, sedangkan pasang tertinggi sekarang 1,9 meter," ujarnya.

Sebelumnya, Jokowi mengatakan, untuk jangka panjang pembangunan giant sea wall harus segera dikalkulasi dan dimulai untuk mengatasi banjir di Jakarta.

"Kemudian urusan air laut yang masuk ke darat untuk sementara saya kira tanggul laut sudah dikerjakan, tetapi dalam jangka panjang memang giant sea wall itu harus juga segera dikalkulasi dan segera dimulai. Saya kira urusan banjir di Jakarta itu yang ingin saya sampaikan," kata Jokowi di Bogor, Jumat (23/12).

Pernyataan itu disampaikan Jokowi setelah meresmikan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi di Bogor, Jawa Barat (Jabar).

Simak Video: Reaksi Heru Disentil Jokowi Soal ITF Sunter-Sodetan Ciliwung-Giant Sea Wall

[Gambas:Video 20detik]



(acd/das)

Hide Ads