Rencana pembangunan Tol Lingkar Solo terganjal restu 3 kepala daerah. Tiga kepala daerah itu adalah Bupati Sukoharjo, Bupati Klaten, dan Bupati Karanganyar.
Ketiga Bupati hingga kini belum merestui proyek tersebut berjalan. Merespons kondisi ini, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pun langsung buka suara
"Dibicarakan dulu sama Bina Marga," ujar Putra Sulung Presiden Joko Widodo itu saat ditemui di Balai Kota Solo, dikutip dari detikJateng (6/1/2023).
Ketiga bupati itu lebih memilih dibangun jalur lingkar (ring road) daripada jalan tol. Selain itu keberatan adanya jalan tol lingkar Solo karena ada lahan sawah yang dilindungi (LSD).
"Ya nggak papa, nanti dibicarakan. Dijadwalkan dari Bina Marga dan dirjen-dirjen yang mengurus itu. Biar muter ke Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, untuk mematangkan kosepnya dulu dan lain-lain," terang Gibran.
Sementara itu para Bupati yang belum merestui proyek tersebut lantaran puluhan hektare sawah akan menjadi korban. Sebagai contoh, Bupati Klaten Sri Mulyani kukuh menolak wacana tol lingkar timur dan selatan Kota Solo. Sri Mulyani menuturkan rencana jalan tol lingkar Solo itu mengancam 30 hektare sawah di delapan desa.
"Tidak, saya tidak setuju, karena pertimbangan tol PSN (proyek strategis nasional Jogja-Solo) yang saat ini dibangun menggunakan sawah lestari sudah 300 hektare," terang bupati Klaten, Sri Mulyani kepada wartawan di Pemkab Klaten, Senin (2/1/2022).
Sedangkan Bupati Sukoharjo Etik Suryani keberatan dengan rencana pemerintah membangun tol lingkar timur-selatan Kota Solo. Etik menyebut tol itu akan mengganggu lahan sawah yang dilindungi (LSD) di Sukoharjo.
"Saya selaku Bupati Sukoharjo bukan menolak, tapi keberatan dengan adanya tol ini karena akan mengganggu LSD," kata Bupati saat ditemui awak media di Hotel Tosan Solobaru, Rabu (4/1/2023).