Sempat 'Diamuk' Megawati, Bandara Bali Utara Bakal Dibangun di Atas Laut

Sempat 'Diamuk' Megawati, Bandara Bali Utara Bakal Dibangun di Atas Laut

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 19 Jan 2023 15:42 WIB
Bandara Bali Utara
Foto: detik
Jakarta -

Bandara Internasional Bali Utara di Buleleng, Bali sempat kena 'amuk' Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Padahal, sampai sekarang bandara tersebut pun belum dibangun karena menunggu penetapan lokasi atau penlok di Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Megawati sempat menyinggung bandara tersebut akan sumpek dan dikhawatirkan akan merusak Bali dan juga masyarakatnya.

Namun, Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo menyatakan bandara Bali Utara tidak akan membuat sumpek. Pasalnya, bandara ini dibangun di atas laut. Tepatnya, di pesisir Kubutambahan, Buleleng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erwanto juga bilang bandara ini tidak akan menggusur pura atau situs adat, kedua tidak menggusur lahan produktif masyarakat, dan ketiga tidak menggusur lokasi perumahan masyarakat. Tiga hal tadi menurutnya menjadi perhatian dari Megawati juga.

"Tiga hal itu saya rasa jadi concern-nya ibu (Megawati) juga ya. Makanya, kalau dilaksanakan di darat ini kena semua tiga tiganya. Thats why kita bikin di lepas pantai, paling aman tiga-tiganya tadi nggak kena," ujar pria yang akrab disapa Iwan ini ketika berbincang dengan detikcom di kantornya, Rabu (19/1/2023) kemarin.

ADVERTISEMENT

Meski dibangun di atas laut, Iwan menjamin proyek yang digarap pihaknya itu tidak akan merusak lingkungan laut. Dari hasil penelitian awal yang dilakukan pihaknya, kawasan laut yang akan digunakan Bandara Bali Utara sebetulnya dulunya adalah daratan. Namun, karena gelombang abrasi besar daratan itu perlahan-lahan terkikis.

Maka dari itu dari hasil penelitian pihaknya, tak ada biota laut di pesisir Kubutambahan Buleleng. Baik karang, maupun ikan. Nelayan pun menurutnya tak ada juga yang mencari ikan di kawasan yang nantinya bakal jadi bandara.

"Lokasi kita ini hasil dari studi kita, itu hamparan seluas ini hampir rata tak ada terumbu karang sama sekali, di daerah sini juga nggak ada nelayan melaut, karena nggak ada ikannya. Ini kosong dan datar di bawah laut. Jadi secara lingkungan nggak ada masalah," jelas Iwan.

"Dulu ini sebenarnya daratan, kemudian kan ada abrasi jadinya laut makin naik. Makanya kita sebut konsepnya restorasi daratan yang kena abrasi tadi, bukan reklamasi," katanya menambahkan.

Lihat juga video 'Amarah Plt Dirjen Imigrasi ke Bank di Gerai VoA Saat Sidak Bandara Bali':

[Gambas:Video 20detik]



Bersambung ke halaman selanjutnya.

Menurutnya, akan menjadi keuntungan pemerintah Bali bila bandara bisa dibangun di Kubutambahan. Pasalnya, setiap tahun ada anggaran besar yang digunakan untuk menahan abrasi di pesisir utara Buleleng itu. Dengan adanya bandara, justru pihaknya yang akan menjadi 'benteng' abrasi di Kubutambahan.

"Pantai ini sudah bahaya kondisinya, kalau hujan atau air pasang ini air sudah naik ke daratan. Pemerintah terus menerus anggarkan penahan gelombang terus. Kalau ada kami kan ini bisa menahan semuanya," ungkap Iwan.

Bandara Bali Utara sendiri bakal memakan investasi sebesar Rp 17 triliun, uang sebanyak itu digunakan untuk membangun bandara di atas laut dan juga kawasan aerocity yang mendukung operasi bandara.

Iwan menjelaskan, bandara ini akan berdiri di atas dengan luas 600 hektare. Pada tahap pertamanya, pihaknya akan membangun satu fasilitas runway atau landasan pacu pesawat dan juga terminal penumpang.

Bila di tahun 2023 ini penlok berhasil didapatkan PT BIBU, Iwan menyatakan bandara akan dibangun dan selesai di tahun 2026. Targetnya Bandara Bali Utara akan memiliki runway pertamanya sepanjang 3,7 km. Kemudian, tahun pertama proyeksi penumpang akan berada di angka 10 juta orang.

"Di tahun pertama 10 juta penumpang, 5 tahun nambah, dan 2060 itu targetnya 30 juta penumpang. Runway pertama 3,7 km, 1800 meter yang kedua," jelas Iwan.


Hide Ads