MRT Fase 3 dan 4 Akan Dibangun 2024, Dananya (Masih) dari Jepang

MRT Fase 3 dan 4 Akan Dibangun 2024, Dananya (Masih) dari Jepang

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Rabu, 25 Jan 2023 18:30 WIB
Pembangunan MRT Fase 2A Bundaran HI-Kota mencapai 16,84%. Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A terbagi menjadi tiga bagian.
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

PT MRT Jakarta menargetkan groundbreaking untuk Fase 3 atau East West line (Balaraja-Cikarang) maupun Fase 4 (Fatmawati-Kp. Rambutan) pada 2024 mendatang.

Saat ini, untuk Fase 3 masih dalam tahap kajian basic engineering design oleh Kementerian Perhubungan. Nantinya akan ada sekitar 49 stasiun yang terbentang dari Balaraja hingga Cikarang sepanjang 84,102 km.

"Target kita, groundbreaking itu bisa dilakukan di momen saat sudah financial closing, itu bisa dilakukan harapan kita di 2024. Itu adalah tonggak untuk bisa melakukan proyek ini go," Kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat dalam acara Forum Jurnalis di Jakarta Pusat, Rabu (25/1/2023).

Lebih lanjut, Tuhiyat memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk membangun jalur MRT Fase 3 sebesar Rp 160 triliun. Untuk investornya sendiri berasal dari Jepang lantaran masih terikat oleh Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani saat acara G20 oleh Menteri Perhubungan Indonesia, PJ Gubernur DKI Jakarta, dan Menteri Transportasi dari Jepang beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi MoU itu yang kita jadikan acuan sehingga ada kemungkinan besar investor kita dilanjutkan dengan skema JICA dari Jepang," tuturnya.

Sementara itu, untuk Fase 4 sendiri rencananya akan ada 10 stasiun yang terbentang dari Fatmawati hingga Kp. Rambutan dengan panjang lintasan kurang lebih 10,9 km. Nantinya, seluruh lintasan akan berada di bawah tanah atau fully underground.

ADVERTISEMENT

Pada Fase 4 ini, total anggaran yang dibutuhkan kurang lebih Rp 17-20 triliun. Namun, khusus untuk Fase 4, rencananya akan dilakukan dengan skema KPBU (Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha), sehingga anggaran yang dikeluarkan tidak semuanya dari pemerintah.

Untuk di Fase 4 ini Tuhiyat belum menetapkan investornya lantaran masih dilakukan open bidding. Namun, ia menuturkan bahwa saat ini salah satu badan usaha dari Korea Selatan menjadi prioritas untuk bekerja sama karena mereka telah memiliki Memorandum of Intent (MoI).

"Kebetulan, ada pre-study yang dilakukan oleh salah satu mitra dari Korea. Jadi dia punya inisiatif untuk melakukan pre-study untuk route itu kemudian di-submit, di-propose ke Kemenhub. Nah, atas dasar itu dibuat satu MoI, Memorandum of Intent. Artinya MoI ini memiliki arti keseriusan dari mereka untuk join di kerja sama itu," tuturnya.

(eds/eds)

Hide Ads