RI Punya Pabrik Komponen Antigempa, Sudah Dipakai buat LRT Jabodebek

RI Punya Pabrik Komponen Antigempa, Sudah Dipakai buat LRT Jabodebek

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 31 Jan 2023 07:00 WIB
Pabrik Komponen Jembatan LRT
Foto: (Shafira Cendra Arini/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah baru saja meresmikan Pabrik bantalan karet 'antigempa' atau Lead Rubber Bearing (LRB) milik PT Magdatama Multi Industri (Magdatama) di Karawang, Bekasi. Produk LRB pabrik ini jadi komponen penting dalam konstruksi jembatan LRT Jabodebek yang menghubungkan Jakarta, Bogor dan Bekasi.

LRB atau Bantalan Karet Inti Timbal merupakan komponen infrastruktur yang berfungsi sebagai sesmic isolator atau peredam gempa, karena memiliki kemampuan redaman yang tinggi. Dengan komponen ini, gempa tidak akan terlalu terasa bagi masyarakat yang berada di dalam infrastruktur tersebut. Selain itu, infrastruktur juga akan lebih awet.

Pabrik LRB lokal terbesar di RI, pembangunan telan Rp 260 M

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto mengatakan, pabrik ini merupakan pabrik LBR terbesar di Indonesia yang memproduksi LBR dengan bahan baku dari dalam negeri.

"Pabrik ini mempunya kapasitas yang cukup besar, 14 ribu unit per tahun. Ini salah satu produksi lokal (terbesar), yang lain relatif kecil kapasitasnya. Dan ini memenuhi kebutuhan Pak Basuki Menteri PUPR untuk bearing baik jalan maupun jembatan. Dan bahan bakunya hampur semua local contain, baik itu baja maupun karetnya," kata Airlangga dalam acara peresmian Pabri LBR di Karawang, Bekasi, Senin (30/01/2023).

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Direktur Utama Magdatama Magdalena Santy mengatakan, LRB berperan penting dalam meredam goncangan saat gempa terjadi. Ia mengklaim, produknya itu diproduksi dari karet alami asli Indonesia oleh SDM lokal, begitu pula dengan tenaga ahlinya. Bahkan, nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk produk LRB sendiri mencapai 78,75%.

Magdalena pun bercerita, perusahaan telah berdiri sejak 1991 dan baru mulai memproduksi sendiri produk lokal di 2013. Akhirnya di 2021 pabrik LRB ini berdiri, dengan menelan biaya sekitar Rp 260 miliar. Dana tersebut terdiri atas dana investasi alat dan pembangunan gedung pabrik.

"(Rp 200 miliar) investasi untuk mesin-mesin. Seluruh mesin," ujarnya.

"(Pembangunan gedung pabrik) sekitar Rp 60 miliar," tambahnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Serap tenaga kerja lokal hingga 500 orang

Lebih lanjut Magdalena mengatakan, mulai 2023 ini ditargetkan produksi bisa mencapai 14 ribu unit per tahunnya. Selaras dengan peningkatan produksi tersebut, Magdalena mengatakan, pabriknya dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Semula 200, nantinya bisa capai 400-500 orang karyawan.

"Dengan kedatangan mesin-mesin baru pada Desember yang lalu, maka pada 2023 ini kapasitas produksi kami meningkat. Semula 450 buah menjadi 1.200 buah LRB per bulan," kata Magdalena.

"Dan pada saat full kapasitas, dapat menyerap SDM 400-500 orang. Dengan kapasitas sebesar ini, pabrik kami telah mampu menangani seluruh kebutuhan LRB untuk proyek-proyek di Indonesia saat ini," sambungnya.

Punya mesin uji dinamik terbesar di Asia Tenggara

Tidak hanya memproduksi LRB dengam bahan baku dominan lokal, ia mengatakan, pihaknya juga saat ini telah menyediakan mesin Dynamic Testing Machine, MSLAB. Mesin uji yang dimiliki Magdatama ini merupakan fasilitas pengujian dinamik gempa dengan kecepatan tinggi untuk seismic isolator, yang pertama di Indonesia dan yang terbesar di Asia Tenggara.

Ia berharap, dengan hadirnya pabrik ini, pembangunan infrastruktur dalam negeri tak perlu lagi impor LRB dari luar. Dynamic test pun tak perlu lagi dilakukan jauh-jauh ke Singapura. Selain meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, pembangunan pun bisa lebih hemat 15%.

"Harga lokal bisa lebih murah sekitar 15% dari yang impor," ujar Magdalena.

Sebagai tambahan informasi, peresmian pabrik ini dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Serta didampingi oleh Direktur Utama Magdatama Magdalena Santy dan Bupati Karawamg Aep Syaepuloh.


Hide Ads