Proyek MRT Jakarta menjadi salah satu proyek yang sangat lama untuk bisa direalisasikan di Indonesia. Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan proyek ini sangat lama terlaksana karena kebanyakan dirapatkan tanpa realisasi di lapangan.
Sejatinya, Heru Budi bilang pembangunan MRT Jakarta sudah ada rencananya sejak 1992, per tahun 1995 proses pengkajian dan lain-lain dimulai. Namun bertahun-tahun lamanya proyek ini tak kunjung berjalan pembangunannya.
Bahkan sampai masuk tahun 2000-an pun proyek ini tetap tak ada realisasinya. Dia mengungkapkan hal ini terjadi karena pejabat yang berwenang terlalu banyak rapat soal MRT, bahkan dia berkelakar MRT merupakan singkatan dari 'Masih Rapat Terus'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalimatnya M-nya masih, R-nya rapat, T-nya terus, jadi mulai dari tahun 1992 masih rapat terus, sampai 2000, juga masih rapat terus," kata Heru dalam sambutannya dalam acara penandatanganan kesepakatan pembangunan angkutan umum massal perkotaan atau Mass Rapid Transit (MRT) dengan Pemprov Jawa Barat, di Gedung Sate, Bandung, Jumat (17/2/2023).
Masuk tahun 2000-an menurutnya proses perencanaan pembangunan MRT mulai ada wujudnya. Tapi masalah baru muncul, yaitu perdebatan soal pembiayaan.
"Biasa, warga negara kita, tidak ada yang mau mengurus MRT, kalimatnya masih rapat terus, kapan terwujudnya. Tapi dengan gigihnya pejabat DKI bersama pemerintah pusat, di tahun 2000 mulai kelihatan prosesnya. Kenapa tidak kunjung tiba, karena saling bertanya siapa yang bertanggung jawab pembiayaan," tutur Heru Budi.
Puncaknya, Heru mengatakan perencanaan pembangunan MRT dipercepat ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat Gubernur DKI pada 2012. Akhirnya, proyek ini benar-benar berjalan pembangunannya, selesai, dan bisa digunakan masyarakat.
Heru mengatakan saat itu pembangunan MRT juga menuai polemik karena dianggap akan membuat macet saat proses pengerjaan.
"Tantangannya masih cukup berat. Begitu bangun MRT, banyak warga bertanya bagaimana membangunnya, nanti macetnya bagaimana. Hari ini, menorehkan sebuah sejarah," pungkasnya.
(hal/das)