Singgung 62 Bendungan, Basuki ke New York Beberkan Jurus RI Tangkal Banjir

Singgung 62 Bendungan, Basuki ke New York Beberkan Jurus RI Tangkal Banjir

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 24 Mar 2023 04:00 WIB
Menteri PUPR hadiri konferensi bencana yang disebabkan air
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jakarta -

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menghadiri HELP Special Event: 6th UN Special Thematic Session on Water Disasters, Selasa (21/03) di New York, Amerika Serikat. Dalam momen tersebut, ia membeberkan sederet langkah Indonesia dalam menangkal bencana banjir dan tanah longsor.

Basuki mengatakan, perubahan iklim dan tata guna lahan telah menyebabkan peningkatan intensitas curah hujan harian dan debit sungai secara signifikan. Kondisi ini pun memicu bencana yang berkaitan dengan air terjadi di banyak wilayah di Indonesia.

"Secara geografis, Indonesia bukan merupakan salah satu wilayah yang dilalui oleh lintasan siklon tropis. Namun saat ini banyak siklon tropis yang terjadi di Indonesia dan secara tidak langsung berdampak pada kondisi cuaca," kata Basuki, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (23/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir dan tanah longsor di Indonesia juga mengalami peningkatan yang signifikan sepanjang 2018-2021," sambung Basuki.

Basuki pun menerangkan, untuk mengatasi bencana-bencana akibat perubahan iklim di Indonesia, Kementerian PUPR terus mengoptimalkan operasi 230 bendungan eksisting dengan menerapkan teknologi prediksi curah hujan dan ketinggian air untuk dapat menentukan waktu pelepasan air bendungan secara akurat.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu, penerapan teknologi tersebut juga dilakukan demi mengamankan lebih banyak kapasitas bendungan untuk menyimpan curah hujan yang berlebihan dan menyerap debit aliran keluar puncak.

Di sisi lain, dalam optimalisasi bendungan tersebut, Kementerian PUPR masih menghadapi beberapa tantangan. Berdasarkan data, sebagian besar dari 230 bendungan di Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan kurang dari 50% dari aliran masuk tahunannya.

"Bendungan kami bisa dengan mudah terisi air di awal musim hujan, sehingga tidak menyisakan ruang untuk resapan puncak pembuangan. Kondisi ini menjadi lebih menantang karena hanya beberapa bendungan yang dilengkapi dengan pintu di spillway atau intake untuk melepaskan air lebih awal dan menyediakan ruang bagi curah hujan yang lebih tinggi," terangnya.

Di halaman berikutnya soal tantangan yang harus dihadapi. Langsung klik

Oleh karena itu, untuk mengatasi tantangan tersebut saat ini Kementerian PUPR berupaya memodifikasi bendungan dengan mengoptimalkan kapasitas intake dan menambah pintu air.

"Hal ini perlu dilakukan untuk memungkinkan pelepasan air dapat terjadi lebih awal di tampungan bendungan, sehingga terdapat ruang penyimpanan bagi debit puncak selanjutnya. Implementasi strategi ini telah diterapkan pada 62 bendungan yang baru dibangun dan sedang dibangun," kata Basuki.

Basuki menambahkan, pihaknya juga bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk optimalisasi pemanfaatan prediksi curah hujan. Informasi prakiraan dan prakiraan cuaca dievaluasi secara menyeluruh dan digunakan sebagai masukan untuk pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur Kementerian PUPR.

"Indonesia erat kaitannya dengan banjir, tanah longsor, kekeringan dan bencana air lainnya, sehingga kami berterima kasih atas dukungan berkelanjutan dari forum ini sehingga kita semua dapat saling berbagi," pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, konferensi HELP merupakan Side Event dari rangkaian dari acara UN 2023 Water Conference yang berlangsung dari 22 hingga 24 Maret 2023. Sebelumnya, konferensi ini telah diselenggarakan di Bali, Indonesia pada tahun 2022 sebagai salah satu rangkaian G20 Special Event.


Hide Ads