Jakarta -
Pemprov Bali punya ambisi besar untuk membuat LRT di Pulau Dewata. Wacana ini kembali mencuat setelah pertemuan Gubernur Bali Wayan Koster dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins di Gedung Jayasabha, Denpasar, Kamis 11 Mei kemarin.
Owen Jenkins mengatakan pihaknya memiliki minat untuk membahas kerja sama transportasi proyek kereta api, khususnya LRT, pasalnya moda transportasi itu disebut salah satu yang energinya ramah lingkungan.
"Saya sangat tertarik membahas transportasi berkelanjutan. Kami ingin mempelajari lebih lanjut tentang rencana pemerintah provinsi untuk mendekarbonisasi sistem transportasi publiknya," ujar Jenkins, dikutip dari detikBali, Rabu (10/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jenkins, proyek LRT adalah salah satu bidang keahlian yang dapat ditawarkan Inggris untuk bekerja sama dengan Indonesia. Khususnya dengan Pemprov Bali.
"Ini yang bisa kami tawarkan seiring dengan dukungan berkelanjutan kami terhadap efektivitas bus Transjakarta," lanjut Jenkins.
Di sisi lain, Wayan Koster juga menyebut rencana pembangunan LRT berkaitan dengan implementasi kebijakan energi bersih. "Kami memang mengarah ke situ," katanya.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Butuh Biaya Rp 10 T
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali IGW Samsi Gunarta mengatakan rencana pengembangan transportasi LRT sudah dibahas Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Bappenas.
Terakhir, pihak Pemprov yang sudah bekerja sama dengan pihak Korea sudah melakukan feasibility study atau analisis kelayakan proyek. Dari hasil studi itu, LRT Bali disebut butuh biaya pembangunan mencapai Rp 10 triliun.
"Yang jelas, dari hasil yang keluar perkiraan itu anggaran Rp 10 triliun, untuk pembiayaan infrastruktur dan prasarananya," ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali IGW Samsi Gunarta.
Samsi menyebut Pemprov Bali lebih memilih membangun LRT ketimbang moda transportasi umum lainnya. Alasannya, karena Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali tidak memiliki akses yang mudah untuk wisatawan menuju tempat wisata.
"Yang pertama, kita (Bali) nggak punya akses. Kedua, kalau kita terus-terusan bergantung pada kendaraan pribadi di jalan, ya nggak bisa (macet)," imbuh Samsi.
Samsi pun berharap LRT Bali akan terealisasi dengan cepat dan beroperasi pada 2027 mendatang. LRT merupakan moda transportasi berupa kereta dengan konstruksi ringan.
Potensi Rute LRT Bali
Adapun, untuk tahap awal, rute LRT Bali disiapkan dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menuju objek wisata utama di Kabupaten Badung. Selanjutnya, rute akan dikembangkan menuju seluruh wilayah di Bali.
Sementara itu, dari catatan detikcom, tahun 2021 yang lalu Pemprov Bali telah bekerja sama dengan Korsel melalui Korea National Railway untuk menyusun kajian prastudi kelayakan (pre feasibility study) untuk LRT Bali. Kajian ini berisikan rencana pembangunan LRT dengan rute Bandara Ngurah Rai-Seminyak sepanjang 9,46 km.
Haslinya, proyek LRT Bali, berdasarkan hasil kajian tersebut dibagi menjadi dua fase yaitu, Fase 1-A rute Bandara - Stasiun Central Park sepanjang 5,3 KM dan Fase 1-B rute Stasiun Central Park-Seminyak sepanjang 4,16 km. Selain itu, proyek LRT Bali fase kedua juga ikut dikaji, yaitu untuk rute Seminyak-Mengwitani.