Ratusan kilometer jalur kereta api tidak aktif selama bertahun-tahun di Pulau Madura. Kini muncul seruan kepada pemerintah untuk menghidupkan kembali jalur-jalur kereta api yang mati suri itu.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi menjadi salah satu tokoh yang cukup getol menyerukan reaktivasi jalur kereta api yang mati tersebut. Fauzi, menyatakan sejauh ini ada 221 kilometer jalur kereta api yang mati suri di Madura.
Jalur itu terbentang dari daerahnya yang berada di paling timur Madura hingga ke Bangkalan yang ada di ujung barat pulau yang sama. Fauzi juga mengingatkan rencana reaktivasi ini sendiri sudah dipersiapkan pemerintah lewat Perpres Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Kawasan Bromo Tengger Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya kan reaktivasi kereta ini dasarnya bukan karena aspirasi, dasar awalnya itu di Perpres 80 tahun 2019, meski saya yakini adanya Perpres itu, yang di dalamnya ada reaktivasi kereta mungkin dasarnya aspirasi baru dimasukkan ke program strategis nasional oleh pemerintah," beber Fauzi dalam Wawancara Khusus Blak-blakan detikcom.
Fauzi juga bicara banyak hal dengan detikcom, mulai dari rencana aksesibilitas udara dan laut, pembangunan pariwisata, hingga namanya yang muncul dalam bursa Calon Gubernur Jawa Timur yang dirilis lembaga survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI).
Dalam sebuah simulasi tiga nama, ARCI mencatat Achmad Fauzi menempati posisi ketiga dalam elektabilitas tiga besar Cagub Jatim, dengan persentase 7,5% setelah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.
Namun ketika dimintai pendapat terkait hal tersebut Achmad Fauzi enggan berkomentar banyak, Menurutnya saat ini ia hanya ingin fokus menjalankan tugasnya sebagai Bupati Sumenep.
"Saat ini saya masih di Sumenep, nggak kemana-mana" ujarnya singkat.
Tonton dan dengarkan wawancara lengkapnya di Blak-blakan pagi ini, hanya di detikcom.
(hal/eds)