Proyek pembangunan fasilitas Jalan Layang Non Tol (JLNT) di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara sepanjang 10,1 kilometer itu dibiarkan mangkrak selama bertahun-tahun. Kini kondisinya memprihatinkan.
Pada sisi utara jalan layang ini yang berhubungan langsung dengan JL. Pluit Barat Raya telah ditutup dengan tumpukan tanah dan beton pembatas jalan. Banyak rerumputan dan tumbuhan merambat menyelimutinya.
Kemudian di penghubung jalan layang ini nampak belum dibeton, dan hanya ada batu-batu kerikil dan sisa-sisa rerumputan di bahu jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyusuri JLNT Pluit, sepanjang jalurnya terdapat banyak retakan dan batu kerikil berhamburan. Dalam jarak beberapa meter, nampak beberapa tumpukan batu yang dibiarkan begitu saja.
Kemudian bahu-bahu jalan ini juga sudah dibangun pembatas jalan dengan tinggi kurang lebih 1,5 meter, namun sesekali terlihat ada celah di pembatas jalan ini. Terdapat sisa tiang-tiang lampu jalan sekitar setiap 20 meter.
Nampak juga kondisi sambungan jalan pada proyek JLNT era Ahok ini memiliki celah sedikit terbuka yang dibiarkan begitu saja. Rangka-rangka besi dan sisa-sisa kayu terlihat di celah tersebut.
Sempat dihuni gelandangan
Dibiarkan terbengkalai selama bertahun-tahun, dikabarkan proyek ini sempat dihuni oleh Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Namun, berdasarkan penuturan warga sekitar, para PMKS itu sudah ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
"Kemarin ada Satpol PP datang, sudah diusir-usirin mereka (PMKS). (Satpol PP yang datang) ada banyak, ada 5 mobil," kata warga sekitar saat berbincang dengan detikcom di lokasi, Senin (29/5/2023).
Masih berdasarkan penuturannya, hingga pagi kemarin Satpol PP sempat mengunjungi kembali tempat tersebut. Hal itu untuk memeriksa apakah masih ada PMKS yang tinggal di JLNT Pluit tersebut.
"Tadi Satpol PP sempat datang lagi," katanya.
Apa penjelasan Ahok? Buka halaman selanjutnya.
Tonton juga Video: Catat! Jalur Khusus Road Bike di JLNT Kp Melayu Dihapus Akhir Pekan Ini