Menanti Pembangunan LRT di Pulau Dewata

Menanti Pembangunan LRT di Pulau Dewata

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 02 Jun 2023 08:30 WIB
Infografis Korea Incar Proyek
Ilustrasi rencana pembangunan LRT di Bali. Foto: Infografis detikcom/Mindra Purnomo

Tantangan Bangun LRT

Perlu diingat juga, membangun LRT di Pulau Bali tidak sepenuhnya mudah. Djoko menyebutkan rencana LRT Bali sana selama ini bagaikan jalan di tempat. Sudah ada sederet studi dilakukan, namun pembangunannya tak kunjung mulai.

Menurut Djoko rencana LRT Bali selama ini tak kunjung terlaksana karena kemauan Pemerintah Daerah kurang serius untuk menggarap proyek ini.

"Ini studi-studi aja terus kan. Wacananya udah lama, sejak sebelum pandemi itu udah ada. Ini Pemdanya kurang mau push, dia transportasi umum yang sudah ada saja tidak dimaksimalkan, kan sudah ada Metro Dewata, tapi sepi-sepi aja tidak dipromosikan juga," ungkap Djoko.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu membuat kesan seakan-akan bisnis transportasi umum kurang menguntungkan di Bali, jadi tidak ada investor yang mau serius membangun LRT di Pulau Dewata. Padahal, sebenarnya kebutuhan transportasi umum itu sangat besar di Bali.

"Itu kan pemerintahnya nggak berani ibaratnya menekan masyarakat untuk naik umum, nggak kayak di Jakarta. Sewa mobil, sewa motor tumbuh subur nggak ditahan. Selama nggak ada push strategy ya transportasi umum di sana sepi aja, padahal kebutuhannya ada," beber Djoko.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, Ketua Forum Perkeretaapian dan Angkutan Antar Kota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana mengatakan biaya yang besar hingga ancaman mangkrak menjadi beberapa hambatan untuk membangun LRT di Bali.

Beberapa yang harus diperhatikan adalah kelayakan finansial, sumber pembiayaannya, ketersediaan lahan, hingga dampak lingkungan.

"Pembangunan LRT memerlukan kajian yang panjang dan mendalam. Terutama dari kelayakan finansial, ketersediaan lahan, pembiayaan, analisa dampak lingkungan dan dampak lalu lintas dan lainnya," ungkap Aditya kepada detikcom.

Potensi mangkrak juga disebutkan Aditya sebagai hambatan pembangunan LRT. Pasalnya, masa kontruksi LRT tidak sebentar dan biayanya juga bisa membengkak.

"Masalahnya, masa konstruksinya juga sangat panjang dan sering terkendala pembiayaan dan pengadaan lahan," sebut Aditya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang mengatakan urusan adat istiadat yang kental di Bali bisa menghambat pembangunan proyek. Nantinya, pihak kontraktor ataupun operator harus pintar-pintar menyelesaikan masalah dengan kearifan lokal.

"Potensi problem hanya pada masalah adat-istiadat setempat yang memang harus diselasaikan dengan kearifan lokal. Misalnya, berdasarkan mitologi agama Hindu mungkin ada larangan tertentu untuk pemilihan trase-trase relnya," ungkap Deddy dihubungi terpisah.

Deddy juga mengatakan bila LRT benar-benar dibuat akan menjadi pekerjaan rumah besar untuk mempromosikannya. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang lebih suka menggunakan kendaraan pribadi, termasuk wisatawan di Bali.

"Kebiasaan masyarakat kita yang memang lebih suka menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan menggunakan angkutan umum juga bisa jadi problem," ujar Deddy.


(hal/das)

Hide Ads